GRESIK (RadarJatim.id) — Di era digitalisasi, santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten kreatif, bermanfaat serta produk bermutu yang bernilai ekonomi. Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi muda dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat membuka rangkaian Santri Digitalpreneur 2024 dengan tema “Generasi Kreatif, Berdaya Saing” yang digelar di Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin (YPPQ) Bungah, Gresik, Jawa Timur, Selasa (9/7/2024).
Kegiatan berlangsung 9 hingga 12 Juli 2024 itu dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahudin Uno secara virtual. Program ini merupakan bentuk kolaborasi Kementerian Parekraf bersama pondok pesantren, serta lembaga terkait dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif oleh santri dan pesantren di Indonesia.
“Santri harus mampu mengenal lebih dalam industri kreatif yang berkembang saat ini. Selain itu meningkatkan kemampuan melalui seluruh rangkaian kegiatan santri digitalpreneur,” harapnya.
Wakil Bupati Gresik yang akrab disapa Bu Min itu juga berharap, kegiatan bisa memotivasi santri dalam mengembangkan konten-konten kreatif terkait pesantren melalui digitalisasi yang berkembang saat ini. Selain itu, mereka bisa terus menyebarkan nilai-nilai Islami dalam setiap konten yang dibuat. Dengan demikian, mereka mampu membentuk komunitas atau ekosistem yang baik untuk kepentingan bangsa, negara dan umat.
“Digitalisasi suatu keniscayaan di era sekarang ini, bagaimana bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai motivasi para santri sebagai media dakwah,” ungkapnya.
Bu Min menambabkan, pemerintah daerah selalu mendukung para pelaku interpreneur, khususnya generasi muda di bidang digital interpreneur. Terbukti, saat ini sudah ada pembinaan khusus, baik pendampingan maupun bantuan permodalan.
“Digital sekarang ini sudah sangat akrab dengan masyarakat. Bahkan, anak kecil sekarang sudah kenal media sosial. Maka, dakwah maupun bisnis santri sekarang harus berbasis digital,” pungkasnya.
Turut mendampingi Wakil Bupati, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Saifuddin Ghozali, Forkopimcam Bungah, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin KH Abdul Qodir, serta Pimpinan Pondok Pesantren Qomaruddin Bungah, KH M. Ala’uddin. (sto)