TULUNGAGUNG (RadarJatim.id) — Umat islam Jawa Timur, khususnya warga Nahdliyin, hanya dalam rentang waktu tiga hari harus kehilangan sosok-sosok yang menjadi cahaya ilmu pelita dunia.
Selasa (7/5/2024) hari ini berita duka tersiar mewarnai hampir seluruh media sosial. Diberitakan, bahwa keluarga besar Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur berduka cita atas wafatnya beberapa dzurriyah dikarenakan kecelakan tertabrak kereta api.
Kronologi meninggalnya, kaena kendaraan yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, tertabrak kereta api di perlintasan kereta api –tanpa palang pintu– di daerah Rejoso, Pasuruan, sekitar pukul 08.45 WIB.
Diterangkan oleh AKP Agus Prayitno, Kasatlantas Polres Pasuruan, kecelakaan yang menyebabkan empat orang meninggal, merupakan rombongan salah satu pondok pesantren di Kraton, Pasuruan. Akhirnya diketahui, bahwa rombongan tersebut adalah keluarga besar Ponpes Sidogiri Pasuruan. Dengan korban meninggal salah satunya, Nyai Hajjah Munjiyah binti KH Noerhasan.
Sementara itu, tiga hari sebelumnya tepatnya Sabtu (4/5/2024) keluarga besar Ponpes Menara Al Fattah Mangunsari Tulungagung, juga berduka cita. Sosok kharismatik, salah satu ulama sepuh (berusia lebih dari 80 tahun) Tulungagung yang dikenang dengan tiga nasihatnya: “istiqomah ‘ibadah, istiqomah jama’ah dan istiqomah ta’lim wa ta’allum (belajar dan mengajarkan)”, yakni KH Ibnu Katsir Siroj yang juga merupakan pengasuh Ponpes tersebut meninggal dunia.
“Sesuai wasiat, Beliau ingin dimakamkan di makam Tambak, Kediri,” ujar keluarga dalem Ponpes Menara Al Fattah.
Sebagaimana diketahui, makam Tambak yang berada di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, n Kediri, Jawa Timur dikenal sebagai area makam para ulama. Salah satunya adalah makam waliyulloh KH Hamim Jazuli atau lebih dikenal dengan sapaan Gus Miek. (Malik Hasim)