GRESIK (RadarJatim.id) — Nelayan di Gresik memiliki masalah yang sama, yakni terkait akses bahan bakar minyak (BBM) dan permodalan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Gresik bersama Pemerintah Provinsi Jatim dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jatim hadir memberikan solusi.
Hal ini diungkapkan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani pada Festival Nelayan dan Temu Nelayan Kabupaten Gresik di Dusun Tajungrejo, Desa Pangkahwetan, Kecamatan Ujungpangkah, aGresik Kamis (13/10/22).
Festival tersebut merupakan ajang lomba dayung perahu yang diikuti oleh Rukun Nelayan dibawah naungan HNSI Gresik. Festival kali ini juga semakin semarak, dengan lebih dari 30 pameran produk UMKM lokal. UMKM tersebut tergabung dalam Rukun Nelayan Desa Ngimboh, Banyurip, Pangkahkulon, dan Pangkahwetan.
“Festival ini kita maknai sebagai bentuk syukur, hal ini sebagai doa untuk nelayan di Kabupaten Gresik menjadi nelayan yang berdaulat” ujarnya didepan para nelayan dan warga Tajungrejo.
Dalam membentuk nelayan berdaulat, bupati yang akrab disapa Gus Yani itu juga tekankan akan permudah akses BBM dan permodalan. Untuk itu Gus Yani secara eksklusif menggandeng PT Migas dan Bank Gresik untuk menyelesaikan hal tersebut.
“Maka dua hal ini pemerintah hadir untuk itu, Bank Gresik dengan Koperasi saling bersinergi untuk mengatasi hal itu, dan kita juga akan bangun SPBUN ditempat-tempat yang lain seperti di Campurejo kemarin yang saat ini insyaallah sudah beroperasi” ucapnya.
Ke depannya SPBUN itu akan dibangun di Lumpur, Sidayu, dan Mengare, dengan kapasitas 2.000 liter/hari dimulai dari SPBUN Campurejo.
Bupati Gresik itu juga mengukuhan 9 anggota Pengurus dan Pengawas Koperasi Konsumen Mutiara Nelayan Sejahtera Kabupaten Gresik Periode 2022-2026.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Dyah Wahyu Ermawati, yang saat itu mewakili Gubernur Jawa Timur menyampaikan, saat ini Provinsi Jawa Timur tengah fokus dalam pengembangan KUB dan pembinaan mata pencaharian alternatif nelayan.
“Melalui pembinaan KUB ini, diharapkan nelayan bisa berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kelompoknya untuk mendukung pemerintah dan memajukan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Beberapa program lain yang juga dicanangkan Pemprov Jatim adalah sosialisasi permodalan, asuransi kesehatan, dan fasilitasi sarana prasarana penangkapan ikan.
Di sisi lain dia juga mengharapkan festival kali ini dapat dikembangkan lagi, sehingga dapat menjadi sebuah objek wisata eksklusif untuk sekitarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jatim Mochamad Nur Arifin, mengatakan, saat ini kebijakan BBM memang memberatkan nelayan, karena aplikasi pembayarannya hanya bisa untuk kendaraan bermotor saja.
Untuk itu, Ketua HNSI Jatim yang juga Bupati Trenggalek itu, memuji Kabupaten Gresik yang dapat menjadi percontohan dalam memberikan akses BBM untuk nelayannya.
“Pak Bupati (Gresik) malah bikin stasiun bahan bakarnya, jadi tidak usah jauh-jauh dan repot lewat aplikasi” ujarnya.
Ketua DPD HNSI yang akrab disapa Gus Ipin itu juga mengharapkan upaya penyediaan BBM dan modal yang dilakukan Gresik dan sekitarnya dapat membawa pengaruh besar untuk para nelayan.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan bantuan senilai Rp 200 juta. Bantuan tersebut diberikan kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rejodadi berupa perahu dan mesin serta KUB Bintang Laut berupa mesin perahu. Serta uang tunai kepada 10 orang nelayan lokal.
Sedangkan dari Kabupaten Gresik sendiri, memberikan bantuan berupa E-Pass kecil untuk 5 orang, sembako kepada 10 orang, benih ikan kepada 5 Pokdakan dengan total 225.000 benih ikan bandeng, dan 200.000 udang vaname.
Ditambah dengan Bedah Unit Pengolah Ikan (UPI) dan peralatan pengolahan kerupuk ikan kepada Poklahsar d’Krobyokan Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujungpangkah, dan Poklahsar Pare Jaya Desa Randuboto Kecamatan Sidayu senilai lebih dari Rp 300 juta. (sto)