GRESIK (RadarJatim.id) — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Gresik kembali menegaskan komitmennya untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan menggelar aksi flashmob, Sabtu (11/9/ 2022). Aksi yang di simpang empat Sentolang, Gresik itu dilakukan dengan membentangkan spanduk serta poster penolakan kenaikan BBM.
Peserta aksi juga mengajak para pengguna jalan untuk membunyikan klakson 2 kali sebagai tanda setuju penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Para pengguna jalan yang mendengar ajakan itu pun spontan membunyikan klakson kendaraan mereka sebagai bentuk dukungan aksi simpati tersebut.
Aksi Flashmob yang diikuti oleh ratusan kader, anggota, dan simpatisan PKS ini dihadiri juga oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jawa Timur Irwan Setiawan, ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Gresik Fahrizal Muhammad Kohar, serta pengurus di tingkat cabang dan ranting.
Ditemui di tengah-tengah aksi, Irwan Setiawan menyampaikan, flashmob ini dilaksanakan secara serentak di 38 kabupaten kota di Jawa Timur. Hal itu dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan tanggug jawab moral PKS kepada masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang secara nyata sangat membebani rakyat.
“Alhamdulillah, saya bisa membersamai pengurus DPD PKS Gresik dalam aksi flashmob tolak kenaikan harga BBM subsidi di kabupaten Gresik ini,” ujarnya.

Menurut Irwan, aksi ini merupakan arahan dari DPP PKS. Karenanya, selain di Jawa Timur, aksi ini juga digelar serentak di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
“Aksi ini sebagai bentuk penegasan kepada publik bahwa PKS selalu berpihak pada rakyat, menolak kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat,” kata pria 46 tahun itu.
Ketua DPD PKS Gresik Fahrizal Muhammad Kohar dalam orasinya meminta pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Masyarakat kecil, tegasnya, akan merasakan dampak ikutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Harga barang-barang akan ikut naik dan daya beli masyarakat akan semakin menurun,” ujar Fahrizal
Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diprogramkan pemerintah, menurut dia tidak menyelesaikan masalah. Alokasi besaran Bansos tidak sebanding dengan tekanan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat akibat dampak Covid-19 dan angka inflasi yang sudah tinggi sebelumnya,” tandas Fahrizal.
Setelah orasi dan pembacaan puisi oleh peserta aksi, flashmob ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ketua Bidang Kaderisasi, Muchlisin. (maz)







