SURABAYA (RadarJatim.id) Jajaran kepolisian kini memburu actor intelektual penggerak massa yang melakukan aksi demo berujung ricuh, pada Kamis (8/10/2020. Polisi kini sudah mengamankan sebanyak 253 pemuda sebelum kejadian kerusuhan besar pecah di sekitar gedung Grahadi Surabaya dan juga sebelumnya di DPRD Jawa Timur.
Dari 253 pemuda itu 22 diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Surabaya setelah menjalani serangkaian pemeriksaan serta identifikasi rekaman kamera yang dimiliki polisi.
Pelakunya terdiri dari 5 orang diatas 18 tahun dan 17 tersangka masih dibawah umur atau anak-anak. Sedangkan dua diantaranya dilimpahkan ke Polda Jatim.
Kombes Pol Jhony Isir, Kapolrestabes Surabaya, mengatakan, pihaknya akan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Kemudian tetap tunduk terhadap hukum formil terkait penindakan hukum terhadap anak-anak.
“Kami juga mengedepankan diversi bagi tersangka anak-anak yang diamankan,” jelas Isir, Jumat (9/10/2020).
Dari para pelaku ini Polisi juga menyita sebuah parang, tiga buah bom molotov, satu botol berisi pertalite dan puluhan batu paving dan batu bata. Sementara, ada ratusan anak yang dikembalikan ke orang tuanya guna pembinaan termasuk memberikan imbauan kepada para orang tua agar membekali anak-anaknya dengan tindakan positif.
Orang tua diwajibkan mengawasi pergerakan anak-anaknya agar tidak ikut-ikutan melakukan tindakan yang merugikan bahkan berdampak hukum.
“Ada sekitar 231 anak yang akan dipulangkan ke orang tua dengan diberi pembinaan lebih dahulu,” tambah Isir.
Meski sudah ada 22 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, Isir memastikan akan memburu aktor intelektual penggerak massa perusuh yang didominasi oleh anak-anak
Kasus aktor intelektual itu saat ini masih di selidiki. Siapapun yang berbuat rusuh di Surabaya akan di tindak tegas.(RJ1/Red)







