Oleh: Nurokhmah Fitrani, S.Pd.SD
Pembuatan Udeng Pacul Gowang yang dilaksanakan oleh peserta didik SDN Karangtanjung Kec. Candi Kab. Sidoarjo merupakan bagian dari pembelajaran berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT), bukan hanya sekadar kegiatan pembelajaran berbasis proyek dalam bentuk kerajinan tangan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi jembatan emas bagi peserta didik untuk menggali lebih dalam akar budaya mereka, sekaligus membangun literasi budaya yang komprehensif.
CRT itu sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang menempatkan budaya peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran (Wahyuningsih et.al, 2023). Dengan menggabungkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan kurikulum, CRT bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar, prestasi akademik, dan kreativitas peserta didik (Rahman, 2024).
Salah satu contoh konkret penerapan CRT adalah melalui kegiatan pembuatan Udeng Pacul Gowang. Udeng Pacul Gowang sebagai salah satu warisan budaya Sidoarjo yang memiliki nilai historis dan filosofis mendalam. Dengan membuat Udeng Pacul Gowang, peseta didik tidak hanya belajar tentang teknik pembuatannya, tetapi juga menggali makna dibalik setiap bentuk komponen yang terdapat pada udeng tersebut.
Koneksi dengan Akar Budaya
Udeng Pacul Gowang merupakan representasi nyata dari kekayaan budaya lokal. Dengan membuat Udeng Pacul Gowang ini, peserta didik tidak hanya belajar tentang teknik pembuatannya, tetapi juga menggali makna filosofis dan simbol-simbol yang terkandung di dalamnya. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk terhubung lebih dalam dengan identitas budaya mereka. Pembelajaran yang berbasis pada budaya sendiri membuat peserta didik lebih termotivasi dan terlibat (Firdayani et.al, 2023). Peserta didik belajar dengan cara yang lebih bermakna, karena materi pembelajaran relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain keterampilan motorik halus, kegiatan ini juga melatih keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kerja sama, dan problem solving.
Peserta didik juga belajar tentang pentingnya menghargai keberagaman budaya. Proses pembuatan Udeng Pacul Gowang secara berkelompok dapat memperkuat rasa kebersamaan dan membangun komunitas belajar yang positif. Peserta didik saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide.
Tentu saja, dalam penerapan CRT melalui pembuatan Udeng Pacul Gowang, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku dan keterbatasan waktu. Selain itu, tidak semua peserta didik memiliki minat yang sama terhadap kerajinan tangan. Namun, tantangan ini dapat menjadi peluang untuk mengembangkan kreativitas dan mencari solusi alternatif. Akhirnya, pembuatan Udeng Pacul Gowang dikemas lebih sederhana namun tetap sesuai esensinya, yaitu dengan menggunakan bahan dari kertas karton, kertas kado motif batik, penggaris, alat tulis, dan lem tembak. Alat dan bahan mudah didapat dan diaplikasikan oleh peserta didik.
Implikasi untuk Pendidikan
Penerapan CRT melalui kegiatan pembuatan udeng Pacul Gowang memberikan beberapa implikasi penting bagi dunia pendidikan, diantaranya: (1) perlunya integrasi budaya dalam kurikulum, dengan demikian sekolah perlu merancang kurikulum yang lebih inklusif dan mengakomodasi keberagaman budaya siswa; (2) pentingnya peran guru sebagai fasilitator, yakni guru harus berperan sebagai fasilitator yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung partisipasi aktif siswa; dan (3) kolaborasi dengan komunitas, yakni sekolah perlu menjalin kerjasama dengan komunitas lokal untuk mendapatkan dukungan sumber daya dan pengetahuan tentang budaya lokal.
Dengan demikian, pembuatan Udeng Pacul Gowang sebagai bagian dari pembelajaran berbasis CRT adalah langkah yang sangat positif. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa tentang budaya sendiri, tetapi juga membangun karakter yang kuat dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara global yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
Untuk meningkatkan efektivitas penerapan CRT melalui kegiatan serupa, ada beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu dengan melakukan evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan program dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Kegiatan ini dapat dikembangkan dengan melibatkan berbagai aspek budaya, seperti musik, tari, atau permainan tradisional.
Hasil karya siswa dapat dipamerkan dalam acara sekolah (Pameran P5) atau komunitas untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembuatan udeng Pacul Gowang bukan hanya sekadar kegiatan pembuatan proyek kerajinan tangan, tetapi merupakan sebuah upaya yang sangat berharga untuk membangun generasi muda yang memiliki literasi budaya yang tinggi dan rasa bangga terhadap warisan budayanya.*
*) Kepala SDN Karangtanjung, Kec. Candi, Kab. Sidoarjo.
FIP Program Studi S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya
Dosen Pengampu: Dr. Hitta Alfi Muhimmah, M.Pd. dan Dr. Ganes Gunansyah, S.Pd., M.Pd.
