SURABAYA (RadarJatim.id) — Pentingnya pencegahan terhadap kasus stunting sejak dini, Pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana), telah menggelar Kegiatan Sosialisasi dan Kie Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Anggota Komisi IX DPR RI, pada (6/7/2024) sore di Kantor Kecamatan Pakal Surabaya.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Lucy Kurniawati yang membuka langsung prosesi acara serta pemberian doorprize kepada peserta yang memberikan terbaiik. Juga pemateri dr. Palupi Sesotyorini, M.Kes dari BKKBN Pusat dan Nurul Habiba (Penata KKB Ahli Madya) OPD Surabaya.
Anggota Komisi IX DPR RI, Lucy Kurniasari berpesan kepada masyarakat untuk memperhatikan kesehatan anak-anaknya, terutama remaja putri yang kelak menjadi seorang ibu.
Menurutnya, hal itu penting supaya tidak terlahir keturunan yang stunting. Ia pun menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan, sekaligus dijadikan pedoman pencegahan stunting sejak dini.
“Sejak dini anak-anak dan remaja hendaknya dibiasakan dan suka mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain bermanfaat bagi pertumbuhan fisiknya, kelak saat dewasa dan menikah kondisinya tetap sehat, sehingga berpengaruh pada pertumbuhannya kelak,” pesannya.
Sementara Palupi Sesotyorini menjelaskan kalau stunting bisa dipengaruhi oleh kondisi orang
tua (ayah dan ibunya). Oleh sebab itu sebagai calon pasangan, kondisi saat remaja berpengaruh pada lahirnya bayi stunting.
“Sehingga perlu mendapatkan penguatan pemahaman, kesadaran, dan perilaku yang positif agar nantinya bisa memiliki status gizi dan kesehatan yang ideal, dan dapat dilihat dari IMT (Indeks Masa Tumbuh) dan LiLA (Lingkar Lengan Atas) serta kondisi anemia,” jelas Palupi dihadapan para peserta.
Sementara itu Nurul Habibah juga menambahkan kalau pencegahan stunting itu dimulai saat remaja hingga menjadi calon pengantin. Pencegahan stunting pada remaja, diantaranya memberikan edukasi kesehatan reproduksi dan seksual, gizi, dan penyiapan kehidupan berkeluarga.
Termasuk pemberian tablet tambah darah, juga memastikan setiap remaja terpenuhi
kebutuhan gizinya. “Sehingga tidak anemia dan tidak Kekurangan Energi Kronis (KEK), serta tidak terbur-buru ingin menikah dan tidak melakukan perilaku berisiko yang dapat menyebabkan terjadiya kehamilan di usia muda,” jelasnya.
Sedangkan pencegahan stunting pada Calon Pengantin, diantarnya harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama tiga bulan pra nikah, serta mendapatkan bimbingan perkawainan dengan materi pencegahan stunting. “Serta memastikan faktor resiko yang dapat melahirkan bayi stunting, pada calon pengantin dapat teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil,” terangnya.(hum.mad)