SURABAYA (Radarjatim.id) — Pemerintah terus bergerak berupaya, berjuang untuk menurunkan angka stunting. Gerakan tersebut juga dilakukan Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P bersama BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Jawa Timur untuk memotivasi para pedagang di Jembatan Merah Plasa Surabaya agar peduli terhadap penurunan angka stunting, Minggu (9/4/2023) siang.
Menurut Politisi PKB ini pergerakan untuk menurunkan angka stunting tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Agar pergerakan tersebut bisa berjalan efektif harus melibatkan masyarakat secara langsung, utamanya ibu-ibu. “Walaupun pedagang, saya harapkan masih bisa dan peduli, minimal kepada lingkangan keluarganya jangan sampai terjadi stunting,” harap Arzeti kepada sekitar 240 pedagang yang hadir.
Ia katakan, penyebab turunnya angka stunting adalah belum adanya kesadaran ibu-ibu untuk melakukan inisiasi dini. Memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan tanpa ditambahkan makanan yang lain. Jadi selama 6 bulan, bayi harus murni diberi ASI saja. Sehingga penurunan angka stunting. “Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mencegah dan menginformasikan agar tidak melakukan pernikahan dini. Oleh karena itu, dalam prosesi pernikahan untuk langkah pertama yang harus disiapkan adalah mempersiapkan fisik, reproduksi dan kesehatannya. Khususnya bagi si perempuan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arzeti juga didampingi para pemateri dari BKKBN Jawa Timur, yakni Dra. Sofia Hanik, MM selaku Penata KKB (Klinik Keluarga Berencana) Ahli Madya dan Dr. Atiek Tri Arini, M.Kes selaku Kabid Dalduk KBKS (Pengendalian Kependudukan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera).
Sementera itu, Sofia Hanik juga meminta kepada para ibu-ibu harus memperhatikan anak-anaknya ketika memasuki usia remaja. Termasuk juga untuk mempersiapkan nanti putrinya jelang pernikahan dalam menyambut masa kehamilan. “harus banyak-banyak perhatian dan kasih sayang sehingga bila ada permasalahan bisa terbuka,” katanya.
Atiek Tri Arini juga menjelaskan kalau kondisi stunting di Surabaya tahun 2022 berhasil menurunkan stunting dari 28,9 jadi 4,8 persen. “Jadi turunnya sangat banyak sekali, angka 4,8 persen itu angka stunting tererendah seluruh Indonesia. Apresiasi buat kota Surabaya,” jelas Atiek Tri Arini yang disambut tepuk tangan meriah oleh para peserta.(mad)