SIDOARJO (RadarJatim.id) Ir.H.Bambang Haryo Soekartono (BHS), Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Partai Gerindra mendorong kawasan industri tahu dan tempe di Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Sidoarjo, menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Hal ini dilakukan agar kawasan tersebut bisa lebih berkembang.
Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini juga siap mengawal harga kedelai agar terjangkau bagi pelaku usaha industri rumahan tersebut. Ditegaskan bahwa pentingnya pengembangan kawasan industri tahu dan tempe di Sidoarjo.
“Kawasan ini berpotensi menjadi sentra industri yang dapat memajukan ekonomi lokal. Kami berharap kawasan ini bisa menjadi kawasan ekonomi khusus, Jika sektor ini didorong, pajak penghasilannya bisa lebih rendah, membantu para pelaku usaha,” kata BHS, Jumat (28/3/2025).

Seperti diketahui, Kawasan industri tahu dan tempe di Taman, Sidoarjo dikenal memiliki potensi besar. Dimana setiap harinya ribuan produk tahu dan tempe dihasilkan. Melihat potensi kawasan tersebut tentu layak mendapat perhatian lebih dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Harga kedelai yang terus meningkat menjadi masalah bagi pelaku industri tahu dan tempe. Saat ini, harga kedelai sudah mencapai Rp8.900 per kilogram, hal itu bisa menghambat perkembangan industri tersebut.
“Kami harap harga kedelai stabil di kisaran Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogram. Pemerintah bisa mencari pemasok kedelai yang lebih murah, misalnya dari India atau Cina,” ungkap Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Gerindra Jatim ini.

Ditambahkan, bahwa Indonesia pernah menjadi penghasil kedelai yang signifikan pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Program tanam kedelai serentak yang mencapai 2 juta ton per tahun, menurutnya, perlu dihidupkan kembali.
“Kalau ini tercapai, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor kedelai yang saat ini mencapai 2,27 juta ton per tahun,” tegasnya.
Sedangkan untuk mewujudkan swasembada kedelai, Bambang meminta pemerintah daerah Jawa Timur untuk lebih menggencarkan produksi kedelai lokal. Produksi kedelai di Jawa Timur saat ini baru mencapai 337 ribu ton, yang masih jauh dari kebutuhan dalam negeri.
Pihaknya juga mengusulkan agar produk tahu dan tempe dari Sidoarjo memiliki merek sendiri yang bisa dikenal luas di luar daerah. Tujuannya agar untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar yang lebih luas. (RJ1)