TAIWAN (RadarJatim.id) — Sebuah inisiatif pemberdayaan masyarakat telah diluncurkan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Program yang bertajuk “Pemberdayaan Muslimah Migran Melalui Literasi Pangan Halal: Mewujudkan SDG 12 dalam Komunitas Indonesia di Taiwan” ini dipimpin oleh dosen pengusul Paramitha Amelia Kusumawardani, bersama anggota tim Arif Senja Fitrani dan Effy Wardati Maryam. Program ini dijalankan dengan dukungan mitra lokal, PRIM Taiwan Selatan.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman Muslimah migran Indonesia di Taiwan, mengenai pentingnya memilih pangan halal yang tidak hanya sesuai dengan hukum agama, tetapi juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Paramitha Amelia Kusumawardani, selaku pengusul program, menjelaskan bahwa masyarakat migran di luar negeri seringkali menghadapi tantangan dalam memilih produk pangan yang memenuhi standar halal, dan ramah lingkungan.
“Melalui program ini, kami ingin memperkenalkan literasi pangan halal yang lebih luas kepada Muslimah migran, sehingga mereka tidak hanya tahu memilih yang halal, tetapi juga bagaimana melakukannya dengan cara yang mendukung kelestarian lingkungan,” jelas Paramitha, pada (28/4/2025) siang.
Program ini akan melibatkan serangkaian sesi pelatihan dan diskusi yang memberikan pengetahuan tentang konsep pangan halal dan bagaimana memilih makanan yang sehat dan ramah lingkungan. Salah satu aspek penting yang ditekankan adalah pentingnya konsumsi pangan yang tidak hanya sehat, tetapi juga memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem.
Arif Senja Fitrani dan Effy Wardati Maryam, yang turut serta dalam program ini, menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan Muslimah migran dalam mengelola pola makan yang lebih bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
“Kami ingin menciptakan kesadaran bahwa pilihan konsumsi yang bijaksana tidak hanya membawa dampak positif bagi kesehatan pribadi, tetapi juga berdampak pada kelestarian lingkungan dan kehidupan yang lebih baik,” ujar Arif.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam menciptakan komunitas yang lebih teredukasi dan sadar akan pentingnya konsumsi pangan yang bertanggung jawab, serta mempererat hubungan antara komunitas Indonesia di Taiwan.
Mitra program, PRIM Taiwan Selatan, menyambut baik kolaborasi ini, yang diyakini akan memberikan dampak jangka panjang bagi para Muslimah migran, membantu mereka dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
“Melalui program ini, diharapkan akan tercipta kesadaran yang lebih besar mengenai pentingnya pilihan konsumsi yang lebih cerdas, yang pada gilirannya akan berkontribusi dalam mencapai tujuan SDG 12 di tingkat global dan lokal,” harap Arif.(mad)