GRESIK (RadarJatim.id) — Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah minta agar para pengelola masjid menjadi tempat ibadah itu ramah terhadap anak-anak. Ia juga minta agar masjid menjadi pusat pembinaan anak agar kelak mampu menggantikan peran para orang tua untuk memakmurkan masjid.
Hal itu disampaikan saat hadir dalam pelatihan dan pembinaan imam masjid se-Kabupaten Gresik yang dihelat Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, Rabu (24/8/2022).
Ia menekankan pada seluruh imam, bahwasanya penting masjid untuk menjadi tempat ibadah yang ramah terhadap anak-anak. Menurutnya, banyak masjid sekarang ini yang sering mengusir atau istilahnya ngubraki anak-anak. Padahal anak-anak yang nantinya akan tumbuh dewasa dan menggantikan para orang tua dalam mengurus Masjid.
“Kami, Pemkab Gresik, dan teman-teman organisasi kemasyarakatan mengharapkan masjid ini ramah anak-anak, sekarang kalau ada anak-anak sering diobraki oleh penjaga masjid, mau belajar jama’ah dari mana kalau sering diobraki?” ungkapnya.
Wabup Gresik yang akrab di panggil Bu Min itu menambahkan agar para pengelola masjid, termasuk imam masjid untuk selalu menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Dalam kaitannya dengan Pemkab Gresik yang memberikan bantuan kepada marbot dan sebagainya, Bu Min bersama Pemkab Gresik akan terus mengusahakan tiap tahun ada peningkata.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Gresik, berusaha meskipun tidak bisa sebanyak imam masjid, tetapi kami berusaha memberikannya setiap tahun,” ungkapnya.
Pimpinan Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Gresik menggelar pelatihan dan pembinaan imam masjid se-Kabupaten Gresik. Berlokasi di Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, pelatihan dan pembinaan yang diikuti lebih dari 350 imam masjid itu, dilaksanakan pada Rabu (24/8/2022).
Para peserta diberi bekal pelatihan dan bantuan Uang Kehormatan Imam Masjid (UKIM). Hal itu dialukan sebagai upaya dalam memberdayakan imam masjid di Gresik.
Bersinergi dengan Bank Jatim, para imam masjid diarahkan untuk membuka rekening sebagai upaya permudah dalam menerima UKIM. Ke depannya, jika ada bantuan yang lain tidak perlu tunai lagi.
Hadir dalam acara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Anas Bashori dari Ponpes Ilmu Al Quran, Ketua MUI Gresik KH Mansyur Shodiq, Mustasyar Pengurus Daerah DMI Fathoni Abdul Syukur. Juga hadir Kepala Kemenag Gresik Sahid, Sekjen DMI Jatim Suhadi, Hasan Basri dari Baznas Gresik.
Zainal Abidin, Ketua PD DMI Kabupaten Gresik, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan silaturahmi antar-imam masjid dan DMI Gresik untuk memberikan pelatihan dan pembinaan, serta bantuan UKIM dari APBD Provinsi.
“Distribusi UKIM kali ini jadi sedikit berbeda, yang dulunya Rp 2.000.000 meningkat menjadi Rp 2.500.000. Yang dulunya lewat PC DMI per kecamatan, maka sekarang langsung masuk ke rekening Bank Jatim tiap-tiap imam,” paparnya.
Sahid, Kepala Kemenag Gresik dalam sambutannya memberikan apresiasi pada seluruh pihak, utamanya Pemkab Gresik. Apreasi itu terkait bantuan yang diberikan tidak hanya kepada imam masjid, tapi juga marbot masjid, guru madrasah diniyah (madin), dan santri yang ada di Kabupaten Gresik melalui Dinas Sosial.
“Karena Pemkab Gresik tidak hanya memberikan bantuan kepada para imam masjid, tapi juga insyaallah marbot masjid, santri dan guru taman pendidikan Al-Qur’an, santri dan guru madin, siswa dan guru madrasah di Kabupaten Gresik insyaallah seluruhnya telah mendapatkan bagian,” ungkapnya.
Wabup Gresik, Aminatun Habibah yang akrab di panggil Bu Min, menyampaikan untuk selalu menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Dalam kaitannya dengan Pemkab Gresik yang memberikan bantuan kepada marbot dan sebagainya, Bu Min bersama Pemkab Gresik akan terus mengusahakan tiap tahun ada peningkata.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Gresik, berusaha meskipun tidak bisa sebanyak imam masjid, tetapi kami berusaha memberikannya setiap tahun,” ungkapnya.
Disisi lain, Bu Min juga menekankan pada seluruh imam, bahwasanya penting masjid untuk menjadi tempat ibadah yang ramah terhadap anak-anak. Menurutnya, banyak masjid sekarang ini yang sering mengusir atau istilahnya ngubraki anak-anak. Padahal anak-anak yang nantinya akan tumbuh dewasa dan menggantikan para orang tua dalam mengurus Masjid.
“Kami, Pemkab Gresik, dan teman-teman organisasi kemasyarakatan mengharapkan masjid ini ramah anak-anak, sekarang kalau ada anak-anak sering diobraki oleh penjaga masjid, mau belajar jama’ah dari mana kalau sering diobraki?” ungkapnya. (sto)