GRESIK (RadarJatim.id) – Dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), seluruh pengurus organisasi keagamaan dan masyarakat di Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur bersatu dalam sebuah acara doa bersama yang digelar di Pendopo Kecamatan Benjeng, Kamis (15/8/2024) malam.
Dihadiri oleh para tokoh masyarakat, pemuka agama, serta perwakilan organisasi masyarakat sekecamatan Benjeng, acara diawali dengan sambutan dari Camat Benjeng, Nurul Fuad. Ia menggarisbawahi pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam menjaga keutuhan bangsa.
Nurul Fuad juga mempertegas kembali tagline kebanggaan masyarakat Benjeng, yaitu “Benjeng PRIMA” yang menjadi pedoman dalam pelayanan publik dan pembangunan di kecamatan ini. PRIMA sendiri merupakan akronim dari Profesional, Ramah, Integritas, Mudah, dan Akuntabel.
“Tagline ini bukan hanya sekadar semboyan, tetapi merupakan prinsip dasar yang harus kita terapkan dalam setiap tindakan dan kebijakan, demi menciptakan Benjeng yang lebih baik dan Indonesia yang lebih sejahtera,” tegas Nurul Fuad.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan istighotsah bersama, yang dipimpin oleh sejumlah pemuka agama. Istighotsah (doa bersama) ini menjadi momen penting untuk memohon ampunan, perlindungan, dan keberkahan dari Allah SWT, serta sebagai ungkapan syukur atas kemerdekaan yang telah diperoleh bangsa Indonesia selama 79 tahun terakhir.
Suasana khusyuk dan penuh haru terasa saat seluruh peserta mengikuti doa-doa yang dipanjatkan, mencerminkan keikhlasan dan rasa syukur yang mendalam.
Ustadz Misbahuddin, seorang tokoh agama yang sangat dihormati di wilayah Benjeng, kemudian menyampaikan kajian ke-Islaman yang mendalam. Dalam ceramahnya, ia tidak hanya mengajak hadirin untuk merenungi nikmat kemerdekaan, tetapi juga mengingatkan kembali tentang sejarah dan asal-usul nama desa Benjeng.
Menurut Misbahuddin, memahami sejarah lokal adalah kunci untuk memperkuat identitas dan kecintaan terhadap tanah kelahiran, yang pada gilirannya akan memperkuat rasa nasionalisme. Setelah kajian, acara berlanjut dengan doa bersama, yang dipimpin oleh perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan yang hadir.
Doa ini dipanjatkan untuk keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan bangsa Indonesia, serta memohon agar negara ini senantiasa dalam lindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala bencana, dan diberkahi dengan kemakmuran.
Acara ditutup dengan ramah tamah. Dalam sesi ini, para peserta saling bertukar pikiran dan pengalaman. Momen ini dimanfaatkan untuk mempererat silaturahmi antarpengurus organisasi keagamaan dan masyarakat, serta membahas langkah-langkah ke depan dalam menjaga persatuan dan memajukan Kecamatan Benjeng.
Doa bersama ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat akan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. (mar)
Kontributor: Maria Hanim