GRESIK (RadarJatim.id) — Puluhan pesilat tingkat Siswa Tapak Suci se-Kecamatan Kebomas mengikuti Latihan Gabungan (Latgab) di aula SD Muhammadiyah Giri (MURI) Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (18/5/2024). Program ini dimaksudkan sebagai penyetaraan kemampuan bela diri di antara pesilat sekaligus sebagai ajang mengoptimalkan kaderisasi.
Latgab yang dikoordinasi oleh Pimpinan Cabang Perguruan Seni Beladiri Indonesia “Tapak Suci Putera Muhammadiyah” Cabang Kebomas itu menghadirkan para pesilat tingkat Siswa dari berbagai ranting se-Kecamatan Kebomas dengan pendamping/pelatih pesilat tingkat Kader dan disaksikan sejumlah pesilat tingkat Pendekar. Diketahui, dalam Tapak Suci, terdapat 3 tingkatan pesilat, yakni tingkat Siswa (sabuk kuning), Kader (sabuk biru), dan Pendekar (sabuk hitam).
Yusuf Diachmad Sabri, salah seorang Pendekar Tapak Suci yang menyaksikan Latgab itu menyampaikian, latihan gabungan membuat para pesilat merasa perlu banyak belajar untuk perkembangan ilmu dan kemampuan bela diri Tapak Suci. Pasalnya, dengan pesereta yang beragam, mereka bisa saling berinteraksi untuk menakar kekurangan atau kelebihan masing-masing.
“Dengan Latgab, ego masing-masing pesilat bisa terminimalisir, karena masing-masing bisa melihat kemampuan temannya. Termasuk hadirnya pelatih yang beragam, mereka bisa mengukur sekaligus mebenahi kekurangan yang ada. Pada akhirnya terjadi kesetaraan di antara para pesilat,” ujar Sabri saat dihubungi, Minggu (19/5/2024).
Sabri yang juga Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik ini berharap, Latgab Tapak Suci bisa diagendakan secara rutin dan periodik. Hal itu penting untuk kepentingan kaderisasi dan mengoptimalkan kemampuan dalam menguasai tahapan-tahapan kemampuan bela diri dalam Tapak Suci.
Sementara Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Samsul Muslimin, yang juga hadir menyaksikan pelaksanaan Latgab, mengapresiasi kegiatan yang digelar di lingkungan Perguruan Muhammadiyah Giri tersebut. Dikatakan, selain untuk mengasah kemampuan sekaligus kaderisasi, para pesilat juga akan ditempa selalu belajar untuk tidak melanggar aturan dan disiplin organisasi.
“Mereka nantinya akan terbiasa hidup sesuai aturan karena sebelumnya terus belajar tidak melanggar aturan. Dengan demikian, kaderisasi pun bisa dilaksanakan secara maksimal,” ujarnya. (sto)