Oleh : Hadi Istanto
Setiap wilayah atau kota pasti memiliki impian mempunyai pemimpin yang baik. Namun baik saja tidak cukup untuk merangkul berbagai karakteristik masyarakat yang beragam. Dibutuhkan skill yang mumpuni, yang mampu menjadi pelengkap atas kursi yang ditempati.
Pemimpin yang rendah hati akan mendorong dan memberikan penghargaan kepada anggota timnya. Owens and Hekman dalam American Psychology Association mengatakan bahwa humble leadership memiliki makna leading from the ground atau menggerakan dari bawah. Pasalnya, gaya kepemimpinan ini dapat mendorong tim menjadi lebih mandiri dan independen.
Kepemimpinan merupakan peran penting dalam organisasi. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam organisasi tersebut. Selain itu, faktor yang sangat penting adalah faktor kepemimpinan. Peran utama dari faktor kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengembangan organisasi adalah suatu kegiatan untuk melakukan perubahan secara terencana yang meliputi diagnosa sistematis organisasi. Seorang pemimpin harus berperan aktif dalam mengelola pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi.
Menurut beberapa ahli, terdapat 8 karakteristik kepemimpinan yang ideal, yaitu: jujur, cerdas, bertanggung jawab, visioner, adil, perilaku disiplin, inisiatif dan lugas. Karakter merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Selain itu, pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan saran-saran dan nasehat dari orang-orang di sekitarnya, menjadi teladan dalam lingkungannya, bersikap dan bersifat setia kepada janjinya dan organisasinya, serta mampu mengambil keputusan setelah semua faktor yang relevan.
Salah satu gaya kepemimpinan yang sangat membuming saat ini adalah Huble Leadership. Humble Leadership adalah gaya kepemimpinan yang sangat relevan di masa kini. Pemimpin yang mengadopsi pendekatan ini memiliki sifat rendah hati dan terbuka terhadap kelemahan mereka. Pemimpin yang humble berani mengakui bahwa mereka tidak tahu segalanya.
Mereka tidak takut untuk mengungkapkan kekurangan mereka di hadapan anggota tim. Ini menciptakan ruang komunikasi yang konstruktif dan memungkinkan anggota tim untuk berkontribusi dengan solusi. Humble Leadership memperkuat hubungan antara pemimpin dan anggota tim. Pemimpin yang rendah hati memberikan dukungan emosional dan moral, serta memberikan ruang bagi pertumbuhan anggota tim.
Gubernur Bali I Wayan Koster periode jabatan 2018-2023 mempunyai julukan “Humble Leadership”. Wayan Koster punya keberanian dalam mengambil risiko, pemimpin yang visioner, kemampuan memotivasi dan memimpin tim. Juga punya kemampuan mengembangkan strategi serta kemampuan menyelesaikan konflik, dan kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dilansir dari paparan Rektor Bali Dwipa University, Dr.Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc.
“Humble Leadership” adalah gaya kepemimpinan yang menggugah semangat dan memiliki dampak positif pada masyarakat. Konsep ini menekankan kerendahan hati dan keterbukaan dari seorang pemimpin. Pemimpin yang mengadopsi gaya kepemimpinan ini berani mengakui kelemahan dan keterbatasannya.
Mereka tidak takut untuk berbicara terbuka tentang apa yang mereka tidak tahu. Ini menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan anggota tim. Pemimpin yang rendah hati berperan sebagai pelayan bagi timnya. Mereka fokus pada membantu anggota tim mencapai tujuan bersama, bukan hanya memerintah dari atas. Pendekatan ini menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Kerendahan hati pemimpin tercermin dalam perilakunya yang diakui selama adanya interaksi sosial. Karakteristik perilaku pemimpin yang rendah hati, seperti mengungkapkan keinginan untuk menilai diri sendiri tanpa melebih-lebihkan, secara akurat menyatakan bahwa pemimpin memiliki sikap yang tepat, tidak defensif dan pemeriksaan diri yang objektif (Exline & Geyer, 2004).*
*) Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2024
CATATAN: Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.