SURABAYA (RadarJatim.id) – Untuk menyosialisasikan kesetaraan gender ke masyarakat, Pemkot Surabaya punya cara yang menarik dan menghibur. Yaitu dengan menggelar Lomba Fragmen Gaya Suroboyoan, Kamis (18/7) siang.
Acara yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya itu berlangsung di lantai 2 Rainbow BG Junction Mall Jl. Bubutan.
Sebanyak 31 kelompok, yang mewakili seluruh kecamatan yang ada di Surabaya, berupaya tampil total dengan mempersembahkan drama pendek berdurasi 10 menitan. Karena pesertanya banyak, lomba berlangsung sejak pukul 11.00 WIB hingga sekitar pukul 20.00 WIB.
Berbagai fragmen ditampilkan dengan aneka cerita keseharian yang terjadi di sekitar kita. Tetapi tema besarnya adalah tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Termasuk juga topik mengenai bullying dan problem kaum difabel.
Sebagai contoh peserta dari Kecamatan Wonokromo yang mengangkat kisah tentang anak perempuan yang baru saja lulus SMA langsung akan dinikahkan. Ayahnya berpendapat anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi.
Lakon senada juga ditampilkan grup dari Kec. Karangpilang yaitu tentang pernikahan dini. Tetapi dengan penekanan kepada aspek risiko kesehatan. Seorang pemain yang memerankan sosok tim penggerak PKK, menasihati seorang bapak setengah tua:
“Tak kandani yo, Pak. Pernikahan dini iku bahaya, berisiko tinggi. Nanti bayi yang lahir bisa stunting,”
“Opo, ontang-anting? Mosok bayi diontang-antingno?” tanya sang bapak hingga mengundang tawa penonton.
Adegan yang disampaikan peserta mengalir cair gaya Ludrukan. Guyonan khas Suroboyoan dan sentilan yang terlontar cukup menarik dan kadang nylekit. Beberapa dialog yang agak sarkas juga mewarnai adegan. Ya, memang seperti itu percakapan wong kampung Surabaya. Contohnya, ada seorang suami penganggur yang mendapati istrinya ngomel terus, dirinya langsung menukas: “Kaet isuk wong wedok kok ngoceh ae, kok ngecace ae cangkeme.”
Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Dra. Ida Widayati, M.M., dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekdis Dani Arijanti, SE, M.Si, mengatakan, lomba fragmen Suroboyaan ini merupakan sarana yang mengena untuk sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender, serta kampanye Kecamatan Ramah Perempuan dan Anak. Melalui drama pendek dengan bahasa daerah yang sederhana, akan lebih gampang dicerna oleh masyarakat awam. (rio)

Kec. Krembangan menampilkan kisah kaum difabel (bisu) yang kesulitan belanja di dalam pasar.