SURABAYA (RadarJatim.id) Paslon Walikota dan Wakil Walikota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman dinilai pengamat sebagai pemenang di debat ke-3 Pilwali Surabaya 2020. Berdasarkan pernyataan para pengamat, tak hanya menguasai materi debat tapi pasangan tersebut juga tampil meyakinkan ketika debat berjalan.
“Pak Machfud Arifin dan Pak Mujiaman menunjukkan kematangan seorang pemimpin ketika debat, mereka santai, tampil meyakinkan dan menguasai jalannya debat,” ujar salah satu Pengamat Politik Kota Surabaya, Dr H Mujahid Ansori.
Lebih lanjut, Ketua Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) ini mengatakan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman merupakan pemimpin yang memberikan solusi kepada warga Surabaya ketimbang pasangan lainnya. Contohnya terkait permasalahan pengentasan kemiskinan.
Di persoalan tersebut, paslon yang dikenal peduli tersebut berkomitmen untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Penyediaan lapangan kerja ini dapat dilakukan dengan menghidupkan kembali Pasar Turi dan Tunjungan.
Demikian juga mempermudah birokrasi agar investasi dapat mengalir masuk ke Kota Surabaya. Selain investasi, perizinan usaha juga akan dipermudah agar banyak usaha baru bermunculan untuk menawarkan lapangan kerja kepada masyarakat.
“Dibandingkan dengan pasangan lainnya, Pak Machfud Arifin dan Pak Mujiaman memiliki solusi yang dapat diimplementasikan, seperti untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan lapangan kerja. Pemimpin seperti ini yang diharapkan oleh masyarakat Kota Surabaya,” tutupnya.
Tak jauh berbeda, pengamat lainnya yakni Prof Kacung Marijan juga mengatakan jika paslon Machfud Arifin-Mujiaman memiliki solusi nyata untuk mengatasi berbagai persoalan warga Kota Surabaya. Persoalan ini juga mencakup perkembangan paham radikalisme yang menjadi salah satu isu di dalam debat tersebut.
“Pasangan Pak Machfud Arifin dan Pak Mujiaman mengatakan jika kerja sama dengan aparat pemerintahan dan pemerataan ekonomi adalah penting untuk mencegah radikalisme. Ini adalah solusi yang nyata, ekonomi juga merupakan salah satu faktor utama paham radikal dapat berkembang dan pasangan ini melihat itu,” terang Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) tersebut. (RJ/Red)