GRESIK (RadarJatim.id) — Ratusan petani padi, jagung, tembakau, dan kangkung di Desa Pucung, Kecamatan Balongpangang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, akhirnya bernafas lega, setelah jalan usaha tani (JUT) dibangun oleh Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Petani patut bersyukur, pasalnya untuk bisa menikmati JUT tersebut, harus menunggu hingga 45 tahun.
Selama 45 tahun, para petani sama sekali tak memiliki akses menuju lahan pertanian. Untuk mengangkut hasil panen, petani harus berjuang susah payah memikul dan memanggul hasil panen dengan berjalan kaki. Pemerintah Desa Pucung, memiliki empat dusun, yakni Dusun Kampung, Pucung, Pulorejo, dan Tamping. Do keempat dusun ini, kini sudah dibangun akses jalan usaha tani (JUT) menuju lahan pertanian.
Khoirul Anam, Kades Pucung, menyampaikan, JUT di Dusun Kampung ada satu titik, proyek pengerjaan tahun 2022. JUT di Dusun Pucung ada tiga titik, proyek tahun 2023. Sementara JUT di Dusun Pulorejo, proyek tahun 2023, dan JUT di Dusun Tamping dikerjakan tahun 2024.
Proyek JUT yang sudah selesai beberapa tahun sebelumnya menggunakan anggaran Dana Desa (DD), termasuk yang kini proses pembangunan di Dusun Tamping, juga menggunakan anggaran DD tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp 153, 750.000. Panjang jalannya 272 meter dengan ketinggian 0,80 centi meter. Untuk proyek JUT ini dibangun kanan kiri, menggunakan bahan bangunan sesuai spesifikasi.
“Dikerjakan mulai Senin lalu, baru empat hari. Target penyelesaiannya sekitar tiga minggu. Pembangunan sesuai RAB, tak ada penyelewengan maupun penyimpangan,” ungkap Khoirul Anam, Kamis (18/07/24).
Ia menegaskan, pembangunan proyek JUT yang sedang berlangsung juga memberdayakan puluhan warga, terutama untuk penghasilan tambahan. Pembangunan JUT ini bertujuan memperlancar akses jalan dan mempermudah mengangkut hasil pertanian di desa setempat, seperti jagung, kangkung, dan tembakau jenis jinten.
Selama ini para petani hanya melewati jalan setapak 1,5 meter. Oleh Pemdes Pucung, saat ini dibangun JUT dengan lebar 3,6 meter. Petani selama ini jalan kaki kalau panen, hasil pertanian dipanggul di atas punggung atau pundak mereka.
“Kalau dulu menuju lahan pertanian tidak ada akses jalan. Alhamdulillah, saat ini petani tidak jalan kaki lagi. Di dusun Tamping ada lahan pertanian sekitar 20 hektar memanfaatkan JUT,” jelas Khoirul Anam, saat menunjukkan progres pembangunan.
Sementara itu, Joko Jayusman, salah satu petani tembakau Desa Pucung mengaku dengan dibangunnya JUT, petani sangat terbantu, terutama mempermudah akses jalan menuju lahan pertanian. Petani kini tidak jalan kaki lagi saat musim tanam maupun panen hasil pertanian.
“Warga sangat senang dengan adanya pembangunan JUT. Petani sekarang tidak jalan kaki mas, kalau ke lahan pertanian bisa naik sepeda motor dan mobil pickup bisa masuk untuk mengangkut hasil panen,” tutur Joko Jayusman, saat menunjukkan tanaman tembakau miliknya.
Pemdes Pucung menargetkan JUT di Dusun Tamping sepanjang 422 meter. Saat ini proses pembangunannya mencapai 272 meter. Sementara untuk yang 150 meter akan dibangun pada tahap berikutnya. (sto)