GRESIK (RadarJatim.id) — Pondok Pesantren Refah Islami Gresik terus mematri komitmen untuk menjadikan lembaga pendidikan yang dinaungi selalu istiqomah (konsisten) menjadikan Al-Quran sebagai pijakan utama dalam mencetak penghafal Al-Quran (hafidzul Qur’an) dan dai atau mubaligh andal. Komitmen itu selanjutnya akan didedikasikan kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Karena itu, meski telah mencetak puluhan hafidz 30 juz dari kalangan santri yang belajar di pesantren di wilayah Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur ini, –baik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA)–, pihak Ponpes akan terus berbenah diri untuk perbaikan semua aspek yang dibutuhkan untuk pengembangan lembaga pendidikan yang dikelola. Pada gilirannya, pesantren ini memberikan kontribusi riil, tidak saja bagi para santrinya, tetapi juga untuk masyarakat luas.
“Itu memang komitmen kami, bagaimana menjadikan Al-Quran itu sebagai sesuatu yang melandasi pijakan hidup para santri. Karena itu, tahfidz Al-Quran menjadi program unggulan di pesantren ini,” ujar Mudir Ponpes Refah Islami, KH Farid Dhofir, Lc, MSi, Sabtu (1/6/2024), menyusul prosesi wisuda para santrinya.
Dikatakan, Ponpes Refah Islami telah menggelar wisuda santri yang berlangsung di Aula Masjid Akbar Moed’Har Arifin, Minggu, 26 Mei 2024 pekan lalu. Wisuda itu di antaranya dihadiri para masyayikh, Kepala Kemenag Gresik beserta jajarannya, para Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan Refah Islami, serta seluruh wali santri kelas IX MTs dan XII MA Refah Islami.
Kepala Kemenag Kabupaten Gresik, Dr H Moh. Ersat, MHI, mengatakan, Pondok Pesantren Refah Islami merupakan salah satu nominator pondok pesantren yang bersih. Karena itu tidak heran, banyak wali santri yang memondokkan putra0putrinya di Refah.
“Tidak hanya itu, pondok pesantren Refah Islami juga berhasil menerapkan OPOP (One Pesantren One Product) dengan produk yang dihasilkan, yakni Air Minum Refah,” ujar H. Moh. Ersat penuh bangga.
Momen haru dan berkesan turut andil dalam prosesi wisuda saat 20 wisudawan yang hafal Al-Quran 30 juz memberikan mahkota kepada orang tua masing-masing. Semua pasang mata yang menyaksikan prosesi itu pun menitikkan air mata.
Momen ini juga digunakan sebagai ungkapan syukur atas seluruh capaian santri selama menimba ilmu di Pondok Pesantren Refah Islami. Hal ini juga selaras dengan yang disampaikan oleh KH Muhammad Shaleh Drehem, Lc. Dalam muhadhoroh ilmiahnya, ia menyampaikan, wujud syukur itu ada 3, yakni syukur dengan hati, lisan, dan syukur dengan perbuatan. Tak lupa ia juga menitip pesan kepada para asatidz/asatidzah untuk senantiasa ikhlas, dan para santri diharapkan untuk selalu menjaga Al-Quran di mana pun dan kapan pun. (sto)