SIDOARJO (RadarJatim.id) Program Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali (Sidoresik) di Kabupaten Sidoarjo keberlangsungannya perlu dilakukan. Mengingat salah satu program unggulan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo ini punya tujuan merevitalisasi fungsi sungai.
Ir H Bambang Haryo Soekartono, pengamat masalah sosial mengatakan kondisi sungai yang telah menjuarai lomba Sidoresik masih dalam kondisi baik dan bagus. Pihaknya meminta pemerintah kabupaten dapat secara konsisten menggelar lomba lingkungan hidup seperti Sidoresik.
Hal itu disampaikan saat BHS, panggilan akrab Ir H Bambang Haryo Soekartono melakukan kunjungan dan meninjau sungai di Desa Candinegoro, Wonoayu yang berhasil menyabet juara I dalam lomba Sidoresik di tahun 2021 lalu. Pihaknya meninjau sungai dengan didampingi perangkat desa setempat, Rabu (21/6/2023).
“Kondisi sungai yang telah menjuarai Sidoresik itu masih dalam kondisi baik dan bagus. Pemerintah kabupaten perlu menggelar lomba Sidoresik secara konsisten. Fungsi sungai itu sebenarnya juga bisa untuk alat transportasi bisa juga untuk pengairan ikan, budidaya, pertanian dan pariwisata. Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti Sidoresik ini, hanya perlu konsistensi misalnya, digelar setiap satu tahun sekali,” kata Ir Bambang Haryo Soekartono.
Penasehat Utama PT Dharma Lautan Utama ini menegaskan bahwa hasil dari juara Sidoresik untuk diarahkan dalam mewujudkan kebermanfaatan untuk masyarakat secara luas. Termaasuk harus ada gaiden dari pemerintah untuk keberlangsungan dari kemanfaatan juara lomba tersebut.
Anggota DPR RI periode 2014-2019 ini berharap, lomba revitalisasi lingkungan hidup atau Sidoresik dapat lebih ditingkatkan lebih baik lagi oleh pemerintah. Termasuk para pemenang Sidoresik ini akan diikutsertakan dalam perlombaan nasional.
“Harus lebih ditingkatkan kalau bisa ya setelah diumumkan pemenang lomba itu pemerintah harus gerak cepat membenahi apa yang kurang kalau mau diikutkan lomba tingkat nasional,” tegas BHS, yang juga anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra.
Dari hasil tinjauan dilokasi, pihaknya mendapatkan masukan bahwa pemenang lomba Sidoresik menemui kesulitan di dalam merawat dan mengembangkan, karena tidak ada insentif untuk kesinambungan kondisi dan lanjutan dari program tersebut.
Menurutnya Pemerintah Kabupaten dapat mengkoordinasikan dengan BBWS agar sungai tetap bersih dan wilayah yang menang tersebut menjadi percontohan bagi wilayah lain di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Termasuk perlunya study banding dari wilayah yang lain ke wilayah pemenang yang saat ini belum dilakukan. Dan juga pengembangan fungsi dari sungai yg seharusnya tidak hanya sebagai pariwisata tetapi lebih sebagai : 1. Irigasi pertanian, 2. Penampungan air saat air sumber melimpah dengan kedalaman sungai yang cukup (bila perlu normalisasi), 3. Fungsi air bersih, 4. Fungsi transportasi
5. Fungsi Budi daya ikan, dll.
“Sehingga manfaat sungai yang bersih dan berkesinambungan dapat dikembangkan kedepannya. Saya juga sayangkan event Sidoresik tidak konsisten berkesinambungan, misalnya satu tahun sekali atau 6 bulan sekali agar lebih bisa menyemangati wilayah wilayah yang lain untuk melakukan budaya bersih di wilayahnya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BMSDA) Sidoarjo mengumumkan para juara program Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali (Sidoresik) pada 31 Januari 2022. Sungai di Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, menjadi juara pertama disusul Desa Ketapang, Tanggulangin juara II dan juara III diraih Desa Cangkring, Kecamatan Krembung. Serta Juara harapan III diraih Desa Kedung Wonokerto, Kecamatan Prambon; juara harapan II diraih Desa Sidorejo, Krian; juara harapan I diraih Keboan Anom, Gedangan. (RED)