SIDOARJO (RadarJatim.id) — Seniman Indonesia pada hari Sabtu, 4 Mei 2024 sukses melaksanakan pembukaan pameran hasil belajar Aksara Jawa Kuna yang sebelumnya ia pelajari. Pameran “Nawasena” bertempat di Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo, berbagai jenis karya seni yang dipamerkan secara menarik.
Karya yang dipamerkan berkonsep dasar penulisan aksara jawa kuna yang dikemas dengan berbagai output yang menarik, seperti keris oleh Ika Arista yang berjudul Bherrās Dhumpa.
Ia menceritakan dalam dunia pusaka atau tosan aji terutama keris, aksara kuno tidak berdiri sendiri hanya sebagai aksara atau alat komunikasi. Aksara kuno di lain pihak dianggap sebagai nilai yang menentukan relevansi dengan spiritualitas serta fakta-fakta kultural atau digunakan juga sebagai bagian dari rajah yang posisinya tidak dapat digantikan dengan aksara baru sebab akan memberikan nilai sakral yang berbeda.
“Karya ini merupakan rekontruksi penggunaan aksara kuno pada masa modern yang tidak hanya sebagai romantisme masa lalu tetapi juga masih memungkinkan untuk membaca nilai sakralitas aksara kuno sebagai bagian dari warisan budaya leluhur dan tentu masih banyak karya yang tak kalah menarik lainnya,” ceritanya.
Pembukaan pameran ini dihadiri oleh jajaran Kepala Dinas tingkat kabupaten mapupun provinsi. Acara pembukaan pameran Nawasena mendapat sambutan oleh Panji Aji Perdana selaku perwakilan Dana Invonesianya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, ia mengapresiasi adanya program kegiatan Nawasena serta apresiasi kepada upaya para seniman untuk menuangkan hasil ide dan proses pembelajaran selama ini dalam bentuk karya-karya yang luar biasa.
Ia juga mengharapkan bahwa dengan adanya program dan pameran nawasena ini. Serta Seta mengharapkan dapat menjadi ruang intropeksi mengenai hilangnya jati diri kita di tanah kita sendiri sehingga dapat menjadi pengingat para seniman tentang hubungan dirinya dengan jawa.
Ketua Pelasana, Syska Liana dan Satriagama Rakantaseta selaku Kurator Pameran turut memaparkan laporan acara pembukaan tersebut. Pameran nawasena diikuti oleh 13 seniman Indonesia, sehingga terdapat 13 karya seni yang dihasilkan. Harapan bagi Syska dengan adanya pameran nawasena ini, dapat menjadi acuan lagi bagi seniman untuk membuat karya yang luar biasa dan bisa menjadi pameran yang patut diapresiasi.
Setelah pembukaan Pameran Nawasena, pengunjung undangan dipersilahkan untuk menyaksikan karya-karya seniman yang telah dipamerkan. Selanjutnya, pengunjung diarahkan menuju area pendopo untuk menikmati sajian makanan Radhen Mas Ujik (Juminten) sambil menyaksikan tiga Performen Art yang telah disiapkan. perform pertama, dibawakan oleh Juminten untuk merepresentasikan wanita. Di dalam performnya mengandung nilai bentuk penghargaan seorang pria kepada wanita.
Perform ke dua tentang bentuk pengiling-iling leluhur keluarga yang terinspirasi dari upacara sradha dan kakawin benowo sebat sebagai proses pembuatan karya artefak oleh Zumna AK. Dan selanjutnya perform dari Tuyul Dolanan Nuklir yang menggambarkan perang melawan hati dan pikiran kotor manusia serta tidak lupa sebagai bentuk hormat dan rasa terimakasih kepada leluhur lalu dibantu peleburan rasa kotor oleh Abqoriyin Hizan. lalu ditutup dengan syukuran yang dipimpin oleh oleh Syska La Veggie.(hum.mad)