SIDOARJO (Radar Jatim.id) — SD Khazanah Ilmu, Desa Wage, Kec. Taman Sidoarjo yang proses pembelajarannya mengkombinasikan/mengintegrasikan program Pemerintah, baik Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, ternyata bisa berjalan dengan baik dan sukses. Terbukti setiap mengikuti Olimpiade PAI (Pendidikan Agama Islam) sering juara satu, mulai yang tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Keberhasilan tersebut ternyata kurang mendapatkan support dari pemerintah, terutama dari pengurus Madin di kemenag.
Kepala SD Khazanah Ilmu Mohamad Roji’i, M.Pd berharap bisa mendapatkan support penuh dari pemerintah, baik Dinas Pendidikan maupun Kemenag Sidoarjo, karena keduanya memiliki program anggaran insensif khusus untuk guru. Kalau dari Dinas Pendidikan beberapa guru sudah dapat, namun yang dari Kemenag pernah dapat, sekarang sudah tidak dapat lagi. “Karena kita tidak bisa mengkuti secara penuh konsep Kemenag yang biasa diterapkan di lembaga TPQ dan Pesantren. Sedangkan kita juga mempunyai konsep sendiri yang tidak bisa diotak-atik sehingga kita tidak bisa mendapat bantuan dari Kemenag,” kata Mohamad Roji’i usai pembukaan Exhibition Day, Gelar Karya Siswa, beberapa hari lalu di Halaman Yayasan Khazanah Ilmu Wage Sidoarjo.
Menurutnya, mestinya kami yang berdiri sejak tahun 2010 ini juga berhak, sama-sama dapat. Kita ini sudah berinovasi menjadikan Madin (Madrasah Diniyah) lebih modern. Monggo dibina, monggo diarahkan sebaik mungkin, sehingga guru-guru Madin kami bisa diberikan haknya. “Memang kalau Madin pada umumnya harus mengikuti program dan aturan dari Kemenag secara total. Sedangkan kita kan harus fleksibel, karena harus menyesuaikan perpaduan kurikulum Dinas dan Kurikulum Madin yang diimplementasikan di sekolah” harap Mohamad Roji’i.
Lanjutnya, jadi Madin kami sifatnya suplemen hanya untuk melengkapi. Melengkapi pendidikan anak-anak ketika lulus lebih dapatnya soal praktek ibadah dan ilmu pengetahuan agamanya. “Memang terbukti, setiap mengikuti Olimpiade PAI selalu dapat juara satu sampai tingkat nasional. Karena memang ‘makanan’ mereka sehari-hari,” ungkap Pak Roji’i_sapaan akrabnya.
“Jadi porsi agamanya lebih. Ini jelas membuktikan inilo sukses ayo disupport,” tandasnya.
Kami mengkolaborasikan pembelajaran yang mengacu pada Kemendikbud dan Kemenag ini merupakan cita-cita pendiri Yayasan Khazanah Ilmu. Yakni ingin mendirikan sekolah umum, yang pretasi pembelajarannya tidak kalah dengan sekolah negeri, dan agamanya tidak kalah dengan MI (Madrasah Ibtidaiyah). “Jadi, pendiri telah mendesain sekolah yang menginduk kepada dinas pendidikan/notabene sekolah negeri dan Kemenag/notabene MI, sehingga terwujudlah SD Khazanah Ilmu ini,” pungkas Mohamad Roji’i.(mad)