Oleh: Suwardi
Orang bilang dunia kini menyempit. Mau ke mana saja dah hitungan menit. Dengan siapa saja kita bisa saling berhimpit. Berita di luar negeri sana, di dalam negeri pun jadi hit. Bahkan virus yang jauh dari negeri Tirai Bambu sana pun bisa sampai ke desa terpencil di Indonesia. Semuanya itu adalah dampak globalisasi. Terkoneksi dengan siapa saja tanpa pake lama karena internet yang jadi andalan kita. Mau lihat apa dimana tinggal klik aja. Mau makanan Jepang ga perlu terbang ke Jepang. Mau baju artis Korea gak usah repot.
Lantas apa peran kita di Era Globalisasi ini ? tentunya kita harus cerdas berperan menjaga keutuhan bangsa, dalam era globalisasi yang semakin terhubung dan saling terkait, kita memiliki peran penting untuk menjaga keutuhan bangsa dan membangun hubungan baik dengan negara-negara lain.
Pancasila, sebagai landasan nilai Indonesia, masih relevan dan memberikan arah dalam menghadapi perubahan zaman. Kita harus menghargai dan memelihara keragaman budaya, agama, suku, dan bahasa di Indonesia. Selain itu, kerjasama antarbangsa menjadi kunci strategis, dan konsep keadilan sosial dalam Pancasila mengajarkan kita untuk tidak melupakan kepentingan rakyat kecil di tengah pertumbuhan perekonomian yang semakin maju.
Apakah model kepemimpinan di lingkungan kita sudah signifikan dengan Era Globalisasi ini ? tentunya kita yang mampu merasakan dan menjawabnya. Transformasi kepemimpinan menjadi suatu keharusan untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang di era globalisasi.
Penguatan pendidikan kepemimpinan, responsivitas terhadap perubahan global, dan kolaborasi internasional menjadi kunci dalam menciptakan pemimpin yang mampu membawa bangsa melangkah maju di panggung global. Situasi global saat ini mengalami perubahan paradigma yang mempengaruhi kepemimpinan.
Kepemimpinan transformasional menjadi relevan di era globalisasi. Model ini menekankan adaptasi terhadap perubahan, pemahaman terhadap pengikut, dan kemampuan memotivasi serta mempersiapkan pemimpin masa depan.
Selain itu, penguatan pendidikan kepemimpinan, responsivitas terhadap perubahan global, dan kolaborasi internasional menjadi kunci dalam menciptakan pemimpin yang mampu membawa bangsa maju di panggung global. Jadi, model kepemimpinan telah beradaptasi dengan tuntutan era globalisasi.
Signifikan adalah kata sifat yang berarti penting, relevan, atau bermakna. Melansir Tisomo, menjadi relevan adalah sebuah kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang. Pemimpin yang relevan berarti mampu menyambut perubahan zaman dan beradaptasi. Selain itu, pemimpin tersebut dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya, serta tahu batasan-batasan dan kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Aditya Halindra Faridzky, S.E. adalah Bupati Tuban periode 2021-2024. Ia mulai menjabat sejak 20 Juni 2021 setelah dilantik oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Menariknya, Aditya Halindra Faridzky menjadi Bupati Tuban termuda dalam sejarah, karena ia menjabat pada usia yang baru menginjak 29 tahun. Selama masa jabatannya, ia telah berusaha memajukan Kabupaten Tuban dengan hasil pembangunan yang positif, dan mampu menerapkan model kepemimpinan transformasional di era modern.
Tentunya sangat penting untuk menyadari bahwa kepemimpinan sejati melampaui pencapaian duniawi belaka dan mencakup karakter, ketahanan, dan kemampuan untuk belajar dan tumbuh dari kegagalan. Jadi ingat, menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana adalah tujuan yang mulia yang implementasinya menjadikan perjalanan ibadah.*
*) Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
CATATAN: Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulisnya.