SIDOARJO (RadarJatim.id) — Agar lebih kuat dengan perilaku sopan santun, tata krama budaya, unggah-ungguh, andap asor. Ratusan siswa SMP PGRI 9 Sidoarjo diajak untuk memperdalam lagi tentang perliaku tata krama Jawa. Belajar bersama Sinau Tata Krama Jawa, pada (23/4/2025) pagi.
Kondisi zaman milenial yang penuh digitalisasi sekarang ini ternyata membuat perilaku anak-anak sangat kurang beradab sopan santunnya. “Oleh karena itu kami menghadirkan Ries Handono Prawirodirjo dari Komunitas Pencita Budaya Nusantara di Surabaya, untuk membangkitkan kembali, menguatkan kembali anak-anak bersopan santun,” tutur Kepala SMP PGRI 9 Sidoarjo, Supi’in, M.Pd.
Jadi anak-anak sekarang ini sudah lupa, atau belum mengerti tentang Budaya Jawa, unggah-ungguh, tata krama dengan memakai tutur kata Jawa yang baik. “Ketidaktahuan anak-anak ini menjadi perhatian kita. Makanya, nantinya di sekolah ini akan kita budayakan, salim, sapa secara berkelanjutan,” jelasnya.
“Makanya dengan kegiatan ini, diharapkan anak-anak secara bertahap akan berubah perilakunya. Mereka akan lebih sopan dan santun, baik di sekolah ataupun di rumah. Budi pekertinya juga akan lebih baik, nantinya akan bermanfaat untuk masa depannya,” harap Abah Supi’in_sapaan akrabnya.
Sementara itu, Ries Handono Prawirodirjo yang akrab dipanggil Mbah Jo mengajak para siswa untuk belajar unggah-ungguh, sinau taka krama Jawa. Karena tata krama ini bagian dari budi pakerti Jawa. “Jadi sekolah ini ingin membekali anak-anaknya dengan budi pakerti bangsanya sendiri. Karena selama ini sudah banyak yang meninggalkan,” jelasnya.

“Anak-anak sekarang ini sudah tidak bisa berbahasa daerahnya sendiri, karena arus globalisasi dan yang lainnya. Membendung arus globalisasi itu tidak mungkin, tetapi jangan sampai kita tercabut dari akar budayanya sendiri,” ucapnya.
Lanjutnya, kalau anak-anak ini Jawa, tentunya harus bisa berbudi pakerti Jawa, bertata krama Jawa. “Walaupun ajakan yang sebentar ini tidak bisa merubah secara langsung, paling tidak menjadi sejarah SMP PGRI 9 Sidoarjo yang sudah memberikan pelajaran tata krama Jawa,” terang Mbah Jo.(mad)