SIDOARJO (RadarJatim.id) — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo melalui UPT ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) akan mengadakan peringatan HDI (Hari Disabilitas Internasional) 2024 dengan berbagaimacam kegiatan, untuk mengasah keterampilan siswa-siswa tersebut.
Salah Satunya adalah SMK Negeri 1 Buduran yang telah mempersiapkan siswa ABKnya untuk mengikuti salah satu lomba lukis. Dialah Cahya Rayani Hanafi kelas XI Busana-Garmen dan Masayu Kirana Bilqis Santoso siswa kelas X Kuliner 4. Keduanya mengaku siap untuk mengikuti lomba yang akan dilaksanakan pada (5/12/2024) nanti.
Guru Pembimbing Khusus, Muhammad Saifour Farochi, M.Pd menjelaskan kalau lomba yang ditentukan panitia untuk jenjang SMA/SMK pendidikan inklusi adalah melukis. Memang panitia hanya membuka untuk melukis saja, kalau lomba yang lain juga ada tapi untuk jenjang yang lain.
“Ini dalam rangka ikut berpartipasi, menyemarakan Peringatan HDI 2024. Kami hanya mengirimkan dua anak, yang selain juga mempunyai keahlian melukis,” jelasnya pada (4/12/2024) pagi.
Ia katakan, kalau di SMK Negeri 1 Buduran ini terdapat 18 anak PDBK (Peserta Didik Berkebutuhan Khusus), mulai kelas X hingga kelas XII. Dari 18 anak-anak tersebut menempati pada kompetensi keahlian Busana dan Kuliner.
Mereka mempunyai lima hambatan, diantaranya ADHD (Atenttion Dificit Hyperactive Disorder), Autis Ringan, Tuna Rungu, Tuna Grahita Ringan dan anak slow leaner. “Terdapat di jurusan Busana dan Kuliner, sesuai dengan bakat dan minatnya,” jelas Pak Rochi_sapaan akrabnya.
Kepala SMK Negeri 1 Buduran Dra. Agustina, M.Pd menegaskan berdasarkan Juknisnya yang masuk ke sekolah kami hanya hambatan ringan. “Insya Alloh untuk kemampuan interaksi sosial dengan teman-temanya cukup baik, tidak ada hambatan. Sehingga aman tidak ada gap diantara teman-temannya,” tegasnya.
Lanjutnya, jadi mereka juga sudah tenang belajar di kelasnya masing-masing dengan kurikulum yang ada. Kemudian dengan kompetensi praktik kejuruan yang sudah dipilih oleh anak-anak.
“Sehingga mereka bisa melaksanakan kegiatan seperti halnya anak-anak regular. Hanya kurikulumnya yang disesuaikan, melalui adaptasi kurikulum, yaitu kurikulum merdeka,” terang Agustina.(mad)