SURABAYA (RadarJatim) – Ini salah satu metode menarik pembelajaran entrepreneurship. SMA SAIM Surabaya menerapkannya untuk siswa kelas X, selama satu tahun pelajaran. Pihak sekolah bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Zurich Foundation. PJI adalah LSM yang melayani generasi muda dunia, Junior Achievement Worldwide, untuk persiapan kerja dan berwirausaha
Biasanya pelajaran kewirausahaan dilaksanakan dengan cara praktik membuat kuliner lalu menjualnya, sebagaimana yang lazim dijalankan UMKM informal. Yang diterapkan di SMA SAIM ini agak beda. Siswa satu kelas benar-benar diajak membuat sebuah company (perusahaan terbatas) meskipun berskala kecil dan agak bersifat simulatif. Siswa diajak menyiapkan dan menjalankan usahanya mulai dari hulu sampai hilir. Mereka pun mendirikan student company dengan nama Insture, akronim dari Insan Mulia Nature.
“Seperti halnya membuat company baru. Siswa harus menyusun struktur organisasi beserta job descriptionnya, siapa yang menjadi CEO, siapa menjadi corporate secretary, production manager, semua dibagi sesuai kesepakatan,” kata Kepala SMA SAIM, Ust. Kun Muchsinan, M.Pd. seusai acara.
Demikian juga dengan permodalan. “PT Insture” mengeluarkan saham “go public”. Saham yang dikeluarkan sebanyak 100 lembar dengan nilai masing-masing Rp. 20 ribu. Separuh saham dijual kepada wali murid, separuhnya lagi dibeli sendiri oleh siswa. Jadi, mereka belajar menjadi investor sekaligus menjadi pelaku usaha.
Sebelum start, mereka membuat business plan, merancang produk, mencermati peluang pasar, hingga mengeksekusi produknya. Siswa sepakat memproduksi tas berbahan dasar kain kanvas disertai desain yang apik. Kemudian produk tersebut dijual secara langsung maupun lewat online. Selama proses menjalankan usaha, Insture mendapatkan pendampingan berkala dari PJI, setiap hari Jumat selama dua jam.
“Kami melakukan brainstorming dan mentoring. Bersama siswa, kami membahas perkembangan bisnis serta memecahkan masalah yang dihadapi,” kata Idha Mafahimur Rosyida, Program Officer and Trainer PJI.
Usaha yang dijalankan oleh Insture sudah berjalan sejak awal semester yang lalu. Tentu ada dinamika di dalamnya, tetapi secara umum bisnis mereka berkembang positif. Mereka sanggup menjual produknya sebanyak 126 unit tas dengan harga Rp. 100 ribu per buah.
“Di akhir periode mereka dapat meraih keuntungan bersih sebanyak 88 persen. Dapat memberi keuntungan kepada investor, melebihi dari yang dijanjikan,” kata Ustazah Farida, guru kewirausahaan yang juga menjadi pembina Insture.
Ditambahkan, siswanya mendapat ilmu dan pengalaman lewat program ini. Bukan saja ilmu entrepreneurship, tetapi juga tentang teamwork dan komitmen untuk menuntaskan pekerjaan dan bertanggung jawab. Mereka harus mampu menurunkan ego masing-masing dan belajar problem solving.
Hari Jumat (24/5) siang adalah puncak dari serangkaian pembelajaran entrepreneur tersebut, yaitu pembagian laba kepada pada pemegang saham. Acara yang dikemas dengan tajuk Likuidasi Insture itu berlangsung di lantai 2 Graha SAIM, dihadiri para pemegang saham, yang merupakan wali murid sendiri. Mereka terlihat gembira menyaksikan putra-putrinya telah praktik menjalankan student company, dan terbukti dapat mengembalikan modal dan memberi deviden, meskipun nominalnya tidak besar. Namanya juga proses pembelajaran.
Di akhir acara, para siswa mengaku mendapatkan manfaat dari program ini. Bahkan di antara mereka sudah bisik-bisik berencana akan melanjutkan bisnis ini secara mandiri. “Monggo, silakan saja. Eman-eman, sudah jalan,” kata Kepala Sekolah memberikan dukungan. (dri, say)