• Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Contact
Rabu, 3 Desember 2025
No Result
View All Result
e-paper
Radar Jatim
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
  • Home
  • Bisnis
  • Hukum dan Kriminal
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Lifestyle
  • Contact
No Result
View All Result
Radar Jatim
No Result
View All Result
Home Nasional

Dharmaningtyas: Komersialisasi, Kapitalisasi, dan Politisasi Guru Telah Melanda Pendidikan Nasional

by Radar Jatim
5 Agustus 2022
in Nasional, Pendidikan
0
Dharmaningtyas: Komersialisasi, Kapitalisasi, dan Politisasi Guru Telah Melanda Pendidikan Nasional

Dharmaningtyas (Ki Tyas) seusai diskusi dan bedah bukunya. (Foto: ist)

337
VIEWS

JAKARTA (RadarJatim.id) — Para praktisi dan pengamat pendidikan meminta Presiden Joko Widodo segera memberikan perhatian sangat serius dan melakukan beberapa tindakan konkret di bidang pendidikan. Mereka menegaskan, bahwa pendidikan nasional sedang tidak baik-baik saja.

“Pak Jokowi, mohon berikan perhatian kepada pendidikan nasional. Saat ini telah terjadi komersialisasi, kapitalisasi dan politisasi guru, dan dis-orientasi arah pendidikan pada sekolah dasar dan menengah,” kata Dharmaningtyas (Ki Tyas) saat diskusi Bedah Buku “Pendidikan Rusak-rusakan” karyanya sendiri di Sultan Residence, Kamis (4/8/2022).

Hadir sebagai narasumber Dhitta Puti Sarasvati, dari Yayasan Penggerak Indonesia Cerdas; Dr Susetya Herawati, dari Yayasan Suluh Nuswantara Bakti; dan Henny Supolo Sitepu, Ketua Yayasan Cahaya Guru (melalui zoom). Beberapa lainnya nampak hadir, di antaranya aktivis NU Circle Ki Dr Bambang Pharmasetiawan dan AhmadRizali dan Ketua Yayasan Suluh Nuswantara Bakti Pontjo Sutowo.

Menurut Ki Tyas, penyakit kronis di perguruan tinggi pun sama. “Penyebab rusaknya pendidikan di perguruan tinggi adalah komersialisasi, privatisasi, liberalisasi, dan orientasi pada gelar,” ujar Ki Tyas.

Menurutnya, telah terjadi gurita neoliberalisme dalam sistem pendidikan nasional. Praktiknya sedang terjadi dalam pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta masuk dalam RUU Sisdiknas yang saat ini sedang dalam proses pembahasan. Karena itu, Presiden Joko Widodo diminta serius menangani arah pendidikan nasional yang tercermin dalam RUU Sisdiknas ini.

“Gurita neoliberalisme akan melahirkan tenaga kerja yang tunduk pada kapitalis, menjadi alat reproduksi ideologi yang hanya menguntungkan kelas tertentu, dan pengelolaan pendidikan seperti pengelolaan perusahaan,” tambah Ki Tyas.

Teror utamanya, lanjutnya, akan terjadi mandeknya kesadaran kritis dan emansipatoris peserta didik serta melumpuhkan ingatan historis dan kebangsaan.

“Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan bangsa kita,” tandasnya.

Secara teknis, Ki Tyas juga menyoroti merosotnya wibawa dan status sosial guru karena terjadi marginalisasi guru di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Otonomi PTN menjadi PTNBH juga dianggap telah mengenalkan komersialisasi pendidikan nasional.

Ki Tyas menguraikan, dampak terbesar dari arus komersialisasi yang harus dipikirkan adalah posisi anak-anak miskin dan tidak pintar dalam kuadran kehidupan nanti. Menurutnya, posisi anak-anak ini akan selalu menempati posisi dalam kehidupan sebagai buruh tidak terampil, pekerja informal kelas bawah dan bukan mustahil menjadi pengangguran dan pelaku kriminalitas serta pekerja asosial lainnya.

Dhita Puti Sarasvati menyoroti, ada lima kritik dalam buku ini. Pertama, pendidikan nasional telah tunduk pada aturan pasar. Kedua, telah terjadi privatisasi aset publik. Ketiga, melemahnya peran pemerintah. Keempat, penghapusan konsep untuk kepentingan umum dan ini melawan pembukaan UUD 1945. Kelima, memangkas kebijakan publik untuk layanan sosial.

Puti mengingatkan makna pendidikan seharusnya mengajarkan kemandirian dalam hidup agar tidak banyak tergantung orang lain, dan dapat menghindari diri kita dari proses pembodohan. Pendidikan juga harus membangun kepercayaan diri sebagai manusia (individu, kelompok, bangsa) agar dapat berdiri tegak di antara manusia-manusia lain.

“Pendidikan harus mencerdaskan otak kita, membukakan pikiran dan hati kita agar dapat mengetahui yang baik dan benar, serta memiliki kepercayaan diri yang kuat berdasarkan akumulasi pengetahuan yang kita miliki, serta mengajarkan kepada kita semua bagaimana menghargai orang lain yang tidak semata didasarkan pada kekayaan material, tetapi lebih didasarkan pada harkat dan martabat sebagai manusia itu sendiri,” tegas Puti.

Henny Supolo menyoroti pendidikan manusia harus lebih manusiawi. Sedangkan Dr Susetya Herawati mengingatkan kembali prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara.

“Maksud pendidikan di sini adalah sempurnanya hidup manusia sehingga bisa memenuhi segala keperluan hidup lahir dan batin yang kita dapat dari kodrat alam. Pengetahuan dan kepandaian janganlah dianggap sebagai maksud dan tujuan, melainkan alat dan perkakas. Bunganya, yang kelak akan jadi buah, itulah yang harus diutamakan. Bunganya pendidikan adalah matangnya jiwa yang akan dapat mewujudkan hidup dan penghidupan yang tertib dan suci serta bermanfaat bagi orang lain,” ujar Susetya. (sto)

Tags: KapitalisasiKomersialisasiPendidikanPerhatianPresiden Djokowi

Related Posts

Semarak Hari Guru Nasional, Bupati Yani Tekanan Pendidikan di Gresik Harus Menyenangkan

Semarak Hari Guru Nasional, Bupati Yani Tekanan Pendidikan di Gresik Harus Menyenangkan

by Radar Jatim
26 November 2025
0

GRESIK (RadarJatim.id) -- Peringatan Hari...

Kepala Dinas Dikbud Sidoarjo Prehatin Pada Orang Tidak Paham Anggaran, Ngomong Anggaran

Kepala Dinas Dikbud Sidoarjo Prehatin Pada Orang Tidak Paham Anggaran, Ngomong Anggaran

by Radar Jatim
6 November 2025
0

SIDOARJO (RadarJatim.id) -- Kepala Dinas...

SMK Krian 1 Sidoarjo Wujudkan Pendidikan Vokasi Berstandar Global di China

SMK Krian 1 Sidoarjo Wujudkan Pendidikan Vokasi Berstandar Global di China

by Radar Jatim
15 Oktober 2025
0

SIDOARJO (RadarJatim.id) -- SMK Krian...

Load More
Next Post
Kunjungi Pasar Larangan, BHS Berharap Ada Kenyamanan Pedagang dan Pembeli saat di Pasar

Kunjungi Pasar Larangan, BHS Berharap Ada Kenyamanan Pedagang dan Pembeli saat di Pasar

Radar Jatim Video Update

Berita Populer

  • Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    Tangis Haru Mewarnai Suasana Penjemputan Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soft Launching KM Dharma Kencana V, Fasilitas Mewah Berkapasitas 1.400 Penumpang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribuan Warga Doakan Keluarga Besar SMK Antartika 2 Sidoarjo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Semantik Puisi ‘Aku Ingin’ Karya Sapardi Djoko Damono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sehari Pasca-Kunjungan Jokowi, KEK JIIPE Manyar Didemo Ratusan Massa Sekber Gresik, Protes Rendahnya Serapan Tenaga Kerja Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Radar Jatim adalah media online Jatim yang memberikan informasi peristiwa dan berita Jawa Timur dan Surabaya terkini dan terbaru.

Kategori

  • Artikel dan Opini
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekosistem Lingkungan
  • Esai/Kolom
  • Feature
  • Finance
  • HAM
  • Hukum dan Kriminal
  • Infrastruktur
  • Kamtibmas
  • Kemenkumham
  • Kesehatan
  • Komunitas
  • Kuliner
  • Lain-lain
  • Layanan Publik
  • Lifestyle
  • Literasi
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Ormas
  • Otomotif
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • pinggiran
  • Politik
  • Religi
  • Sastra/Budaya
  • Sosial
  • Tekno
  • TNI
  • TNI-Polri
  • video
  • Wisata

Kami Juga Hadir Disini

© 2020 radarjatim.id
Susunan Redaksi ∣ Pedoman Media Siber ∣ Karir

No Result
View All Result
  • Home
  • Politik
  • Hukum dan Kriminal
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Tekno
  • Ekonomi Bisnis
  • Artikel dan Opini

© 2020radarjatim.id

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In