SURABAYA (RadarJatim.id) – Seorang biksu atau bhante asal Kamboja, Chanthoeurn Dock berhasil menyelesaikan program magister (S-2) di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Mahasiswa S-2 Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) asal Phonm Penh itu mengikuti wisuda ke-110 bersama para wisudawan lainnya, pada 11 Juli 2024 lalu.
Chanthoeurn, demikian nama panggilannya, mengatakan, sebelum masuk UNESA, dia harus mengikuti program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Menurutny0a, belajar bahasa Indonesia susah-susah gampang. Selain belajar di kelas, dia juga meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia dengan praktik langsung di asrama atau di tempat-tempat tongkrongan.
“Menurut saya, Indonesia itu sangat beragam dan unik. Saya senang dan nyaman belajar di sini. Bisa dapat wawasan dan jaringan pertemanan yang luas. Saya juga suka kulinernya, dan suka makan nasi goreng,” ungkapnya, Selasa (23/7/2024).
Keberagaman masyarakat di Indonesia, membuat Chanthoeurn, lebih memahami arti keberagaman agama dan budaya. Terlebih, dalam program BIPA misalnya, dia bisa berdiskusi dengan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa dari negara lainnya seperti Madagaskar, Thailand, hingga Tiongkok.
“Dari segi sosial dan budaya tentu beda antara Indonesia dan Kamboja. Itu membuat saya bisa belajar banyak hal yang berbeda dan bisa memahami dunia dari perspektif yang lebih luas atau komprehensif,” katanya.
Chanthoeurn mengaku nyaman belajar di Indonesia. Karena itu, setelah mendapat gelar magister di UNESA, dia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor (S-3) juga di UNESA. “Saya ingin lanjut lagi ke tingkat doktor di UNESA kalau ada kesempatan dan bisa dapat beasiswa,” harapnya. (rj2)