BATU (RadarJatim.id) — Dalam meningkatkan kompetensi guru, melalui program PKM-Unesa (Pengabdian Kepada Masyarakat-Universitas Negeri Surabaya) telah memberikan Pelatihan Model Seamless Learning Berbasis Sistem Among (SELSA), sebagai Model Pembelajaran Inovatif Bagi Guru SMK se Kota Batu.
Proses pelaksanaan yang direncakanakan mulai Bulan April 2024 hingga Desember 2024 tersebut, digarap langsung oleh PKM Unesa yang diketuai Citra Fitri Kholidya, S.Pd., M.Pd. dengan anggotanya Dr. Lamijan Hadi Susarno, M.Pd dan Dr. Bachtiar Sjaiful Bachri, M.Pd dari Bidang Teknik Pendidikan.
Citra Fitri Kholidya menjelaskan yang menjadi Mitra PKM dalam kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan Kota Batu. Dalam hal ini adalah guru SMK se-Kota Batu yang menjadi fokus utama dalam program PKM ini. Berdasarkan analisis awal yang dilakukan Tim pada Mitra, diperoleh data permasalahan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam mendeteksi karakteristik siswa, dan mengembangkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang beragam pula.
Lanjutnya, karena siswa memiliki perbedaan gaya belajar, perbedaan budaya, karaktersitik keluarga, dan lain-lain. Sehingga dapat berimplikasi pada proses pembelajaran yang berlangsung. “Hal ini terlihat dari siswa menunjukkan rasa bosan atau kesulitan dalam mengikuti pembelajaran karena baginya belajar itu sangat susah. Selama ini guru tentu sudah berupaya semakimal mungkin untuk mengembangkan strategi pembelajaran, media pembelajaran dan juga penugasan agar siswa tidak merasa beban belajar berat,” jelasnya pada (24/7/2024) siang.
Oleh karena itu, Tim PKM Unesa ini memberikan solusi untuk meningkatkan komptenesi guru dalam memfasilitasi anak untuk belajar, maka diadakan pelatihan tentang model SELSA yang sejalan dengan konsep merdeka belajar dan pendidikan abad 21. “Program pelatihan ini dilanjutkan dengan praktek membuat rancangan pembelajaran SELSA, dan mitra diberikan kesempatan untuk mempraktikkan di dalam kelas, sehingga dapat memperoleh pemahaman secara langsung,” katanya.
Adapun pelaksanaannya ada beberapa tahapan, mulai tahap persiapan, yaitu berkoodinasi dengan pihak Dinas Pendidikan setempat, persiapan materi dan persiapan sarana dan prasaran. Tahapan pelaksanaan meliputi melakukan pelatihan dan pemberian angket kepada mitra sebagai bentuk tindakan evaluasi pelaksanaan.
“Juga ada tahapan evaluasi, yakni tim memberikan angket kepuasan Mitra terhadap PKM, tim juga membuka layanan konsultasi bagi guru yang menerapkan secara langsung pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yang terakhir adalah pelaporan kegiatan,” terang Bu Citra_sapaan sehari-harinya.
Menurutnya, setelah tahapan tersebut ada evaluasi pelaksanaan program, yait untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan PKM ini berjalan, makanya diperlukan proses evaluasi yang terukur dan sistematis. “Untuk itu kegiatan yang dilakukan tim adalah, menyusun instrumen monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program. Melakukan monitoring dan evaluasi selama periode program berjalan. Membuat rencana tindak lanjut atas hasil monev yang dilakukan untuk perbaikan selanjutnya,” tambahnya.
Setelah program PKM selesai, Tim PKM akan melakukan koordinasi dan musyawarah dengan masyarakat mitra untuk mengevaluasi program yang telah berjalan, memetakan kelebihan dan kelemahan dan membuat rencana program keberlanjutan. “Tim PKM berharap bahwa program ini dapat membantu guru dalam mengembangkan kompetensi mengajar abad 21 dan memenuhi kebutuhan belajar siswa abad 21,” harap Bu Citra.(hum.mad)