SIDOARJO (RadarJatim.id) Area tambak diwilayah Kecamatan Jabon ternyata menjadi salah satu produsen rumput laut terbaik di Indonesia, khususnya rumput laut yang jenisnya gracilaria atau alga merah.
Melihat hal itu, salah satu perusahaan Australia, ULUU produsen biomaterial menjalin kerjasama kemitraan pasokan rumput laut dengan Koperasi Agar Makmur Sentosa di Dusun Tlocor, Desa Kedungpandan – Kecamatan Jabon.
Dr. Julia Reisser, Chief Executive Officer (CEO) ULUU mengatakan bahwa produksi rumput laut gracilaria tidak hanya ada di Jawa Timur (Jatim) saja, khususnya diwilayah Kabupaten Sidoarjo. Namun ada yang dari Sulawesi, Jawa Barat maupun daerah-daerah lainnya.
“Karena kebutuhan produksi yang cukup besar, maka secara otomatis kami mencari source (sumber, red) yang besar pula,” kata Julia Reisser usai penandatangan kerjasama dengan koperasi rumput laut Agar Makmur Sentosa, Sabtu (25/03/2023).
Perusahaan yang memproduksi barang-barang ramah lingkungan itu menjalin kerjasama dengan koperasi Agar Makmur Sentosa, selain mampu menyediakan jumlah gracilaria yang dibutuhkan. Namun juga aksesnya yang mudah dijangkau dan tidak jauh dari pelabuhan.
Diwilayah Kecamatan Jabon sendiri ada sekitar 150 petani tambak yang membudidayakan rumput laut gracilaria dengan luas lahan sekitar 1.200 Hektar. “Setiap bulannya mampu memproduksi 500 ton gracilaria kering, berlokasi strategis 30 kilometer dari Kawasan Industri Pasuruan. Dimana kami sedang mempertimbangkan untuk membangun fasilitas komersial pertama,” terangnya.
Diungkapkan oleh Julia Reisser bahwa penandatangan kerjasama ini menunjukkan minat dari kedua belah pihak untuk menjadi mitra dalam budidaya gracilaria yang dapat dilacak dengan harga lebih stabil dan volume meningkat.
Ia juga mengungkapkan bahwa penandatanganan kerjasama ini menjadi penanda fasilitasi ULUU kepada mitranya untuk memfasilitasi aplikasi teknologi seluler yang dapat melakukan pelacakan terhadap rantai pasokan rumput laut.
“Aplikasi yang diterapkan nanti akan mampu mengukur dampak posistif budidaya rumput laut terhadap ekonomi lokal, masyarakat dan lingkungan,” ungkapnya.
Sehingga seluruh data yang terlibat pada rantai pemasok rumput laut gracilaria ke ULUU akan tercatat, mulai dari seluruh pembudidaya, pengelola dan eksportir rumput laut yang terlibat.
Heri Sudarmono, Ketua Koperasi Agar Makmur Sentosa menuturkan bahwa pihaknya sudah sangat siap memenuhi permintaan rumput laut gracilaria yang dibutuhkan oleh ULLU sebanyak 1000 ton setiap tahunnya.
“Ini masih penelitian sampai Mei 2023, itu yang dibutuhkan cuma 20 ton. Setelah selesai penelitian dan selesai membangun pabrik di Pasuruan, itu kebutuhannya 1000 ton/tahun atau sekitar 80 ton/bulan,” tuturnya.
Dijelaskan oleh Heri Sudarmono bahwa pihaknya akan terus meningkatkan produksinya, sebab area budidaya diwilayah Kecamatan Jabon masih sangat luas untuk ditanami rumput laut gracilaria.
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini para pembudidaya rumput laut gracilaria mengalami kesulitan dalam permodalan, karena harus memperbaiki tanggul maupun kedalaman tambak sebagai sarana budidaya.
“Koperasi akan mengupayakan untuk memperbaiki kolam-kolam (tambak, red) budidaya yang sementara ini mangkrak supaya nanti bisa naik lagi produksinya,” jelasnya.
Hal itu dilakukan untuk memenuhi target yang diberikan oleh ULUU pada tahun-tahun berikutnya, yaitu sebesar 100 ribu ton/tahun atau sekitar 98 ribu ton setiap bulannya. (mams)