SIDOARJO (RadarJatim.id) – Konstelasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidoarjo 2024 semakin mengerucut, terutama persaingan di internal masing-masing partai politik (parpol) terkait perebutan rekomendasi Calon Bupati-Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Sidoarjo.
Dinamika terbaru adalah munculnya kombinasi nama Achmad Amir Aslichin atau Mas Iin dengan H. Usman yang digadang-gadang berpeluang mendapatkan rekomendasi Cabup-Cawabup Sidoarjo dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan (DPP PKB).
Direktur Media Survei Indonesia (MSI), Nanang Haromain mengatakan bahwa potensi rivalitas antara H. Subandi dengan Mas Iin sangat besar, bahkan bisa sampai dua kali, Selasa (21/05/2024).
“Pertama adalah rivalitas mendapatkan rekom sebagai Cabup-Cawabup dari (DPP, red) PKB.
Kedua, potensi bertemunya Pak Bandi dan Mas Iin dengan partai yang berbeda untuk perebutan W1,” katanya.
Ada dua hal yang menjadi kajian MSI dalam menilai kekuatan masing-masing calon yang sudah melakukan pendaftaran, baik dalam kontek persaingan perebutan rekomendasi maupun perebutan kursi bupati.
“Yaitu pada eksplorasi basis keunggulan dan strategi kandidat,” ucapnya.
Basis keunggulan kandidat ditelusuri dari berbagai latar belakang keunggulan kandidat yang dipetakan menjadi 3 modal, yaitu modal politik, modal sosial dan modal ekonomi.
Sementara strategi kandidat dilihat dari 4 pilihan kegiatan yang meliputi pemanfaatan isu, lobby-lobby politik, kapitalisasi jabatan dan pemanfaatan media massa untuk mempengaruhi maupun menggalang dukungan politik di partai.
Kandidat yang memiliki kedekatan emosional dengan elit-elit berpengaruh di PKB juga memperbesar peluang mendapatkan rekomendasi.
“Bahkan dengan isu kedekatan itu, seorang kandidat dapat memanfaatkannya menjadi strategi jitu untuk mempengaruhi maupun menggalang dukungan politik di PKB,” terang Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sidoarjo periode 2014-2019 itu.
Berdasarkan hasil kajian itu, maka MSI menilai hanya ada 2 nama kandidat yang berpeluang untuk memperebutkan rekomendasi dari DPP PKB, yaitu antara H. Subandi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Sidoarjo dan Mas Iin yang saat ini masih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Jawa Timur (Jatim) dari PKB.
Menurut Nanang bahwa salah satu dari mereka akan terpental dalam perebutan rekomendasi dari DPP PKB, namun tidak menutup kemungkinan rekomendasi dari DPP PKB justru akan menyandingkan keduanya sebagai pasangan Cabup-Cawabup Sidoarjo dalam Pilkada tahun 2024 ini.
“Apakah keduanya bisa disandingkan, sangat munkin juga. Termasuk rekom turun ke pasangan Mas Iin dan Pak Usman,” jelasnya.
Menjadi sangat menarik, ketika H. Subandi yang menjadi Ketua DPC PKB Sidoarjo gagal mendapatkan rekomendasi. Cerita ini bukan yang pertama, sebab di tahun 2020 H. Saiful Ilah yang waktu itu masih menjabat sebagai Ketua DPC PKB Sidoarjo gagal mengamankan rekomendasi untuk Mas Iin yang berminat maju di Pilkada 2020.
Bagi Nanang, H. Subandi rasanya juga berat kalau harus maju di Pilkada Sidoarjo dengan partai diluar PKB. Posisi istri dan anaknya yang sekarang terpilih sebagai anggota legislatif 2024 juga bakal terpengaruh.
“Berbeda dengan Mas Iin, potensi menggunakan partai lain apabila gagal mendapatkan rekom PKB terbuka lebar,” ujarnya.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bisa jadi akan menerima Mas Iin, apabila nanti tetap maju berkontestasi di Pilkada Sidoarjo tahun 2024 ini. Keduanya saling melengkapi. PDI-P butuh jago tangguh yang ditandingkan dengan H. Subandi, sementara Mas Iin dengan daya tawarnya yang tinggi membutuhkan kendaraan politik untuk maju.
“Ini yang seru, rivalitas jilid dua akan terjadi. Head to head antara Pak Bandi dan Mas Iin akan terulang, keduanya relatif mempunyai kekuatan yang berimbang,” sampainya.
Sebab, PKB dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan gagasan koalisi besarnya akan mengusung H. Subandi-Hj. Mimik Idayana melawan PDI-P yang tinggal membutuhkan 1 kursi lagi untuk bisa mengusung pasangan Cabup-Cawabup Sidoarjo.
“Tinggal melihat siapa wakilnya Mas Iin. Kalau diusung PDI-P, peluang Pak Usman kecil untuk digandeng. Kemungkinan PDI-P akan mengusulkan dari kader internal. Berat kalau keduanya dari kader PKB, sementara yang mengusung PDI-P” pungkasnya. (mams)