SIDOARJO (RadarJatim.id) — Keterbatasan waktu tidak membuat Aidin Mahasura Nitisara semangat berkarya. Meski di pesantren terbatas menggunakan barang elektronik, terutama Laptop.
Tetapi keterbatasan itu bagi siswa kelas XI SMA Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo ini tidak jadi masalah. Karena bisa membuktikan dengan karya terbarunya, yaitu novel ‘Janji Kelingking’ yang telah luncurkan, pada (14/5/2025) pagi.
Padahal di pesantren banyak sekali kegiatannya, tetapi anehnya, dari jari-jari kreatifnya, dan keterbatasan waktunya berhasil menyelesaikan novel tersebut.
”Bergantung diri kita sendiri, kalau menyempatkan, pasti ada saja waktunya,” jelas Aidin, nama panggilannya.
Menurutnya, sela-sela waktu itu di antaranya ketika selesai kegiatan pembelajaran. Saya juga aktif ikut komunitas bernama ‘Aksara’. Sebuah wadah yang difasilitasi oleh SMA Progresif Bumi Shalawat untuk para siswa yang mempunyai minat di bidang kepenulisan.
“Jadi, di Aksara itu adalah salah wadah yang saya gunakan untuk belajar menulis,” ungkapnya.
Aidin menceritakan ‘Janji Kelingking’ ini berkisah tentang persahabatan dua anak sejak kecil hingga dewasa. Keduanya sama-sama punya cita-cita besar. Mereka saling bertukar cerita tentang bagaimana cita-cita mereka besar nanti.
Ada satu pohon di desa yang menjadi saksi bagaimana mereka menjalin persahabatan itu, hingga pada satu waktu, di pohon itu juga, dengan jari kelingking, mereka mengikat janji untuk selalu bersama.
Namun seolah-olah janji itu pudar di saat Rena memutuskan pergi ke Jepang tanpa meninggalkan jejak. Rey sangat bingung mencari Rena. Hingga pada satu masa, bertahun-tahun setelah kepergian Rena, akhirnya Rey mendapat beasiswa ke Jepang, tempat di mana Rena pergi.
Di sana ia tumbuh dengan penuh pengharapan. Di setiap tempat yang ia singgahi, ia selalu berpikir tentang Rena, seakan-akan semua tempat di Jepang, pernah dikunjungi Rena.
Ia di sana juga bertemu banyak teman. Merekalah yang mencoba menuntun Rey agar bisa bertemu Rena kembali. Namun dengan seiring berkembangnya waktu, pengharapan itu malah menjadi keraguan.
Ia was-was dan mempertanyakan ulang, apakah ia benar-benar bisa bertemu Rena? Apakah dengan waktu, janji dan rasa persahabatan itu hilang begitu saja?
”Selain drama persahabatan, saya juga mencoba mengajak pembaca untuk lebih melibatkan emosinya,” tambahnya.
Di “Aksara” para siswa belajar berkarya melalui tulisan. Meski terbilang baru terbentuk, tetapi komunitas ini sudah menghasilkan dua penulis novel dan “Jari Kelingking” ini masuk novel kedua.
Ustadzah Fitri sebagai Guru Pembing Aksara menambahkan proses pembuatan novel itu digarap dalam waktu satu bulan, mulai 12 Juni 2024 hingga bulan Juli sudah selesai. “Namun proses penerbitan sempat tertunda, karena beberapa pertimbangan jadi baru diterbitkan tahun ini dengan ketebalan 170 halaman,” jelasnya.
”Dengan adanya banyak karya itu, harapannya bisa membuat siswa SMA Progresif Bumi Shalawat lebih inovatif, kreatif, dan berdaya, sebab hanya dengan karyalah, manusia bisa diakui kualitasnya,” harapnya.(mad)