SURABAYA (RadarJatim.id) – Seorang anggota parlemen DPRD Kota Surabaya sekaligus Ketua DPD Golkar Surabaya, Arif Fathoni meluncurkan sebuah karya tulis yang diterbitkan umum tentang perjalanannya menjadi politisi. Bukunya berjudul “2 Tahun Bersama Rakyat”.
Buku ini berisi cerita perjalanan Toni–sapaan akrabnya, yang meniti karir politik dari seorang wartawan media cetak, kemudian ke tangga perpolitikan di Kota Pahlawan. Meski belum resmi dirilis di pasar, sejumlah tokoh sudah memberikan apresiasi atas karya politikus partai berlambang beringin ini.
Ketua PC NU Surabaya, KH. Muhibbin Zuhri merupakan salah satu yang mengapresiasi karya ini.
Menurut Muhibbin, Toni kembali menggaungkan sepak terjang para tokoh politik pergerakan zaman dahulu yang menyampaikan pemikiranya melalui tulisan.l
“Banyak tokoh-tokoh politik dahulu meninggalkan tulisan dalam bentuk buku dan masih menjadi acuan hingga saat ini,” ujarnya.
Dia tetap mengapresiasi Toni. Menurutnya, menulis buku tidak perlu mengkhawatirkan penolakan atau persepsi lawan politik. Setiap karya buku diyakini akan bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada orang lain yang membacanya.
“Politisi, tokoh publik, influencer menuliskan cerita, testimoni atau menuangkan pikiran tentang masyarakat itu penting. Lepas dari soal bagaimana persepsi dan tanggapan pihak lain atau lawan politik tapi itu suatu hal yang positif. Karena pasti nanti akan bermanfaat dibaca orang apakah itu succes story, bad story,” ujarnya, Minggu 10 Oktober 2021.
Tokoh terdahulu jelas Gus Ibin menulis dengan beragam latar belakang. Ada yang menuliskan buah pikiran di bidang keilmuan tertentu. Misal dalam hal agama yang bersifat akademis.
“Tetapi juga tokoh pejuang aktivis yang bersentuhan dengan kerja sosial banyak biografi yang mendiskripsikan tentang kerja politik, pengalaman. Kebanyakan bukan merupakan pikiran dan gagasan, kebanyakan respon dia sebagai tokoh politik dan masyarakat,” tegasnya.
Dosen di UIN Sunan Ampel ini menambahkan, sudah banyak tokoh politik yang sebelumnya menulis memoar. Dan itu bagus buat pelajaran generasi setelahnya. “Saya berharap tokoh publik apalagi politisi juga menjadikan sebuah tradisi,” lanjutnya.
Menurut dia, buku ‘Dua Tahun Bersama Rakyat’ juga bisa ditafsiri sebagai bentuk pertanggung jawaban ke publik atau open ke publik.
“Sebagai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan. Hendaknya ditulis sejujurnya, itu tak hanya memoles citra diri tapi lebih kepada menjadikan perjalanan hidupnya sebagai sebuah pelajaran ke publik masyarakat sebagai selain pertanggung jawaban publik,” tutur dia.
Sementara Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono juga mengapresiasi Arif Fathoni yang juga Ketua DPD Golkar Surabaya tersebut.
Menurutnya, Arif Fathoni beruntung. Politisi Partai Golkar ini berangkat menjadi politisi dari seorang wartawan. Ia muda dan berbakat. Ia mempunyai kesadaran tinggi untuk mempublikasikan seluruh gagasan yang diperjuangkan kepada khalayak ramai, diantaranya melalui buku ini.
“Lewat buku ini, dia bermaksud mempertanggungjawabkan seluruh kerja-kerja politik, yang menguras tenaga dan melelahkan itu, kepada publik. Terlebih sebagai anggota DPRD Kota Surabaya, sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar, dan kini Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya,” imbuh Awi.
Awi yang juga mantan Watawan ini menyatakan, bahwa menjadi politisi adalah perwujudan atas kata-kata. “Mereka yang merealisasikan ide, gagasan, cita-cita ke dalam kebijakan publik, yang dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat,” tandas dia.(psy)
KB-TK Nurul Fikri Raih Prestasi Cerdas Mengulas Buku Tingkat Nasional 2024
SIDOARJO (RadarJatim.id) -- KB-TK Nurul...