GRESIK (RadarJatim.id) – Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) menggelar kegiatan diseminasi hasil audit kasus stunting semester I 2024 dan penyusunan rencana tindak lanjut penanganan stunting.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati (Wabup) Gresik Aminatun Habibah menekankan pentingnya sinergi di antara berbagai pihak dalam menangani permasalahan stunting di Kabupaten Gresik. Wabup juga menegaskan pentingnya akurasi data lapangan yang riil dalam upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Gresik.
“Stunting merupakan permasalahan yang kompleks, namun tetap bisa selesaikan dengan kolaborasi dari semua pihak. Karenanya, saya harap angka stunting yang masuk adalah angka yang riil. Dengan angka yang riil, kita bisa tahu kondisi nyata di lapangan dan dari situ kita bisa merumuskan strategi yang pas guna menanggulanginya,” tegas Wakil Bupati Gresik sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Gresik, Selasa (30/7/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan di wilayah Kabupaten Gresik. Di antaranya, Kepala UPT Puskesmas, bidan desa, camat, koordinator penyuluh KB, serta kader pendamping keluarga desa di Kabupaten Gresik.
Audit stunting merupakan identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin, atau sumber data lainnya, sehingga tindak lanjut tidak hanya berupa intervensi spesifik, tetapi juga intevensi sensitif.
Selama kegiatan, disampaikan hasil audit kasus stunting yang telah dilakukan selama semester pertama tahun 2024. Berdasarkan data yang dipaparkan, terdapat beberapa kelompok masyarakat yang menjadi target audit stunting semester satu 2024.
Kelompok-kelompok tersebut di antaranya calon pengantin yang berisiko, ibu hamil, ibu nifas, dan semua bayi di bawah dua tahun (Baduta) yang selama dua bulan tidak mengalami peningkatan berat badan.
Sebagai langkah tindak lanjut, disusunlah rencana strategis penanganan stunting yang melibatkan berbagai sektor. Program-program yang akan dilaksanakan mencakup peningkatan akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak, penyuluhan gizi, sanitasi, serta pendampingan terkait pola asuh anak. Selain itu, akan dilakukan penguatan sistem pemantauan dan evaluasi untuk memastikan program-program tersebut berjalan efektif dan tepat sasaran.
Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik, Titik Ernawati, mengungkapkan, pihaknya akan terus berkomitmen dalam upaya penurunan angka stunting di Gresik. Bersama tim pendamping keluarga, pihaknya melakukan kunjungan ke rumah sasaran guna untuk melihat secara langsung kondisi lapangan.
“Total kasus yang masuk dalam audit kasus stunting semester satu tahun 2024, di antaranya sebanyak 16 calon pengantin, 39 ibu hamil, 17 ibu nifas, dan 631 Baduta yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Gresik,” ungkapnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber dari kalangan profesional, yang membahas berbagai tantangan dan solusi dalam penanganan stunting. Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini, seluruh pihak dapat lebih memahami perannya dan bersama-sama berkontribusi dalam menanggulangi masalah stunting di Kabupaten Gresik. (sto)