GRESIK (RadarJatim.id) — Beragam cara dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dalam menyosialisasikan kinerja pemerintahan. Selain lewat berbagai kegiatan seremoni, sosialisasi juga dilakukan dengan pendekatan “keibuan” pada organisasi perempuan yang ada di Kabupaten Gresik.
Seperti yang dilakukan pada Selasa (20/12/2022) siang. Bertempat di Ponpes Daruttawwabin Menganti, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah hadir dalam kegiatan Bu Nyai Nusantara Kabupaten Gresik. Bu Nyai Nusantara adalah wadah forum pengasuh pesantren putri yang lahir pada 2019 silam. Saat ini, sudah tersebar di 32 kabupaten/kota di Jawa Timur
Dengan pendekatan khas seorang ibu, Bu Min menyampaikan beberapa poin krusial dengan cara yang ringan dan mengena. Poin pertama yang disampaikan adalah mengenai pernikahan dini. Secara nasional, angka pernikahan dini di Jawa Timur masih cukup tinggi. Pernikahan dini terjadi dengan berbagai latar belakang yang kompleks, baik dari faktor ekonomi, sosial maupun budaya.
“Ini merupakan pekerjaan kita bersama dan ini penting untuk jadi perhatian kita bersama. Pernikahan dini merupakan salah satu gerbang masuk terjadinya stunting pada anak,” ujar Bu Min di hadapan para Bu Nyai.
Kabupaten Gresik, lanjutnya, saat ini tengah bekerja keras dalam penurunan stunting di wilayahnya. Berkat kerja keras semua pihak, secara nasional Kabupaten Gresik masuk di antara 30 kabupaten/kota yang bisa menurunkan stunting sebesar 10%.
Ditambahkan, selain stunting, pernikahan dini yang terjadi kerap berdampak kurang baik bagi kesehatan pengantin wanita. Ini hubungannya dengan kesiapan organ reproduksi yang masih belum ideal, hingga mental yang terkadang belum cukup siap dalam berumah tangga.
“Kita sebagai Bu Nyai juga memiliki andil di sini. Kepada anak-anak kita, ayo diajak untuk jangan menikah muda dulu. Ayo sekolah dulu, atau kegiatan apa pun yang positif. Karena jika kita meminta anak-anak kita untuk tidak menikah dini, maka secara tidak langsung kita juga membantu menurunkan angka stunting,” tambah Bu Min.
Hal berikutnya disampaikan Bu Min mengenai sinergitas Bu Nyai Nusantara dengan semua elemen yang ada. Ini mencakup hubungan yang apik antara berbagai organisasi perempuan lain yang ada, hingga ke masyarakat.
“Kita harus siap untuk bersinergi dengan semua organisasi perempuan, tentunya yang membawa nilai-nilai positif dan berdampak baik pada masyarakat. Tapi, selain itu kita juga harus bisa turun ke bawah dan membaur bersama masyarakat. Kalau tidak begitu, bagaimana kita bisa menyampaikan syiar-syiar Islam,” ungkap Bu Min.
Perihal hubungan antarsesama manusia, ini diceritakan Bu Min saat pengalamannya menghadiri kegiatan Bu Nyai Nusantara Nasional beberapa bulan lalu di Semarang. Bu Min mengaku mendapat banyak pencerahan dari beragam pembicara tentang posisi strategis Bu Nyai dan dampak yang muncul apabila bisa berkolaborasi dengan semua pihak.
Terakhir, seperti mewakili kekhawatiran ibu-ibu pada umumnya, Bu Min menyoroti masalah kecanduan gawai pada anak. Masalah ini sudah menjadi hal yang umum dan jamak ditemui. Bu Min menyampaikan, perlu kekompakan baik dari sekolah, maupun orang tua untuk dengan tegas menerapkan batasan-batasan yang diperlukan dalam penggunaan gawai. (sto)